Kegiatan “Sobokartti Ngabudaya” ini dapat menjadi wadah kegiatan yang bermanfaat karena musik tradisional biasanya digunakan sebagai sarana yang efektif untuk mengkomunikasikan pengetahuan atau kearifan lokal kepada masyarakat.
Peran generasi muda sangat diperlukan untuk menjaga musik tradisional sebagai kekayaan nusantara.
Melalui Progarm Kuliah Kerja Kemanusiaan (K3) yang berorientasi pada kegiatan sosial dan pemberdayaan, mehasiswa Program Studi Ilmu Komunikasi, Universitas Dian Nuswantoro berupaya untuk dapat bersinergi dengan Sobokartti sebagai Gedung Cagar Budaya tertua yang ada di Kota Semarang.
Melalui program ini mahasiswa diharapkan dapat berperan aktif dengan beragam ide kreatif di era digital untuk turut nguri uri kebudayaan, sekaligus menginspirasi bagi generasi muda lainya.
Inovasi dan adaptasi teknologi perlu menginspirasi perlu untuk dilakukan oleh Sobokartti sebagai upaya merespon perkembangan jaman dan penyampaian ragam informasi kegiatan agar lebih menarik dan efektif kepada khalayak.
Proses pembelajaran gamelan dipimpin oleh Bapak Ki Suhardi Hadi Kusumo dan Slamet Riyanto, sebagai pelatih karawitan di Sobokartti yang sudah menggeluti bidang kesenian ini selama lebih 3-4 tahun.
Slamet Riyanto sendiri merupakan penerus sebagai pelatih karawitan di Sobokartti Semarang.
Kegiatan sareng-sareng sinau gamelan berjalan dengan baik dan respon para peserta sangat antusias untuk mengenal Seni Kebudayaan Gamelan ini.
Sebagian besar peserta yang hadir merupakan orang yang masih awam sebagai penikmat musik dan ingin merasakan pengalaman baru dalam kesenian ini secara langsung.
Titah Banu, selaku humas Sobokartti menyatakan bahwa acara belajar gamelan ini menarik sekali. Selain memeringati hari musik sedunia, program ini juga mengajak kita lebih dekat dengan musik jawa.
Editor : Iman Nurhayanto
Artikel Terkait