BANYUMAS, iNewsJatenginfo.id - Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki menginginkan UMKM bertransformasi dari informal ke formal.
UMKM juga diminta bertransformasi ke digital dan menjadi wirausaha mapan, sehingga bisa naik kelas pascapandemi Covid-19.
"Kami juga menyiapkan UMKM masa depan yang punya produk-produk yang lebih kompetitif, baik di pasar domestik maupun global, termasuk juga model bisnisnya menjadi makin inovatif," kata Teten Masduki saat berkunjung ke Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP) di Kabupaten Banyumas, Sabtu (4/6).
Menurut dia, berbagai ekosistem untuk menuju ke era UMKM masa depan sudah disiapkan Kementerian Koperasi dan UKM termasuk di dalam Undang-Undang Cipta Kerja.
"Dalam pelaksanaannya, kami butuh bergandengan tangan berkolaborasi dengan universitas. Kami ingin juga produk-produk UMKM kita juga mulai melirik yang punya potensi besar yang menjadi keunggulan domestik, sehingga produk kita bisa kompetitif," kata Teten.
Oleh karena itu, pihaknya ingin dalam kerja sama dengan universitas nantinya dapat dirumuskan tentang bagaimana mengembangkan riset di perguruan tinggi yang bisa dikomersialisasi dan dihilirisasi bersama UMKM.
Teten mengaku sempat bertemu dengan anak-anak muda dan mahasiswa UMP saat Kuliah Umum Kewirausahaan pada acara "Paten Goes To Campus" yang dirangkai dengan pembukaan "Enterpreneur Creative Project (ECP) 2022".
"Kami ingin mengembangkan kerja sama dengan inkubator bisnis di UMP yang saya kira ekosistemnya sudah baik, sudah terhubung ke pembiayaan, tinggal memang bagaimana ini kita eskalasi, UMKM baik yang berbasis anak muda di kampus maupun yang eksisting di luar untuk kita dorong lagi," katanya.
Ia mengakui, sejauh ini dari berbagai kampus di Indonesia, baru UMP yang mendeklarasikan sebagai Rumah UMKM.
"Tadi pagi saya cerita sama Pak Rektor, kenapa kita sering menyebut Rumah UMKM? Ternyata UMKM begitu dihadirkan di rumahnya sendiri, misalnya sekarang M Bloc, Pos Bloc dan lain sebagainya, sekarang UMKM begitu berkelas," kata Teten.
Bahkan, kata dia, Sarinah sekarang sudah menjadi destinasi wisata belanja yang menghadirkan 100 persen produk UMKM.
"Ini meyakinkan kita bahwa produk UMKM kalau dikurasi dengan benar, packaging-nya diperbaiki, model bisnisnya dikembangkan, termasuk ke supply chain-nya, dan kemudian kemasan besarnya itu bukan lagi kemasan produknya, tetapi kemasan besarnya itu adalah Rumah UMKM," katanya.
Menurut dia, Rumah UMKM itu ternyata bisa mengalahkan produk-produk brand besar, sehingga hal itu semakin meneguhkan keyakinan bahwa Indonesia punya potensi ekonomi UMKM yang luar biasa.
"Cuma selama ini kita belum percaya diri untuk mengembangkan produk-produk UMKM,” ucapnya.
Ia mengakui saat ini gaya hidup dunia dalam mengonsumsi produk fesyen, makanan, dan sebagainya sedang tren pada custom serta handmade yang merupakan kekuatan UMKM.
Editor : Iman Nurhayanto