BATANG, iNewsJatenginfo.id - Kabupaten Batang, Jawa Tengah, memiliki kesenian khas tradisional yang dikenal dengan wayang golek.
Wayang ini merupakan wayang khas yang berasal dari eks Karisidenan Pekalongan, meliputi Kabupaten Brebes, Tegal, Pekalongan dan Batang.
Wayang golek ini memiliki identitas lebih dari satu, artinya satu tokoh wayang bisa menjadi banyak nama atau bisa digunakan untuk memerankan beberapa tokoh.
Hal itu disampaikan oleh Budayawan Batang yang juga dalang Ki Wahyudin, dalam dialog Media Tradisional Nguri-uri Budaya memperingati Hari Kebangkitan Nasional, yang diselenggarakan oleh Humas DPRD Jawa Tengah, Senin (23/5).
"Kelebihan wayang golek lainnya adalah cerita dalam wayang golek, bisa diambil dari cerita rakyat setempat. Sehingga dapat digunakan sarana sosialisasi berbagai program, dan mudah diterima oleh masyarakat," ujar Wahyudin.
Selain Dialog Nguri-uri Budaya, juga dipentaskan wayang golek dengan lakon "Wahyu Sekar Kedhaton" semalam suntuk di Lapangan Dukuh Canan, Kenconorejo, Kabupaten Batang, dengan dalang Ki Wahyudin.
Pementasan yang penarik perhatian itu, disaksikan ratusan penonton dengan tetap mematuhi protokol kesehatan. Alur cerita yang mudah dicerna dengan diselipi dialek khas Batang itu, salah satu episodenya bercerita tentang keturunan Kerajaan Belambangan yang berhasil menjadi Raja di Majapahit.
Dalam dialog dan pementasan wayang golek juga dihadiri oleh Anggota Komisi E DPRD Jawa Tengah H.Ahman Ridwan, SE, MM, dan Ketua Pusat kajian Media dan Kebudayaan, Dr. Teguh Hadi Prayitno, MM, M.Hum, MH.
H.Ahman Ridwan, SE, MM dalam dialognya mengungkapkan bahwa wayang golek ini hanyalah satu dari sekian banyak warisan budaya di kabupaten Batang yang harus dilestarikan.
"Kabupaten Batang memiliki berbagai budaya khas yang harus terus dilestarikan, agar jangan sampai punah, serta jangan sampai dicuri oleh negara lain," ujar Ridwan.
Lebih lanjut wakil rakyat yang berasal dari daerah pemilihan Batang itu menyampaikan, sesuai dengan tupoksi komisinya yaitu komisi E DPRD Provinsi Jawa Tengah, akan terus berjuang agar pementasan berbagai kesenian mendapatkan alokasi anggaran APBD yang memadahi.
Sedangkan Ketua Pusat Kajian Media dan Kebudayaan Teguh Hadi Prayitno menyampaikan dialog budaya akan menghilangkan sekat-sekat yang ada di masyarakat, serta memberi manfaat bukan hanya bagi pelaku seninya saja, tetapi juga berdampak ekonomi yang lebih luas.
"Pementasan wayang golek malam ini sungguh luar biasa. Selain melestarikan budaya lokal, memberi hiburan gratis bagi masyarakat serta menghidupkan ekosistem seni yang terpuruk akibat pandemi. Bahkan yang membanggakan lagi, malam ini ekonomi betul-betul bergerak karena banyak pedagang kecil yang menggelar dagangannya dan diserbu ratusan pembeli," ujar Teguh.
Editor : Iman Nurhayanto