Terima Kunjungan Pemerintah Belanda, Agustina Wali kota Semarang Perkuat Sektor Ketahanan Air

SEMARANG, iNewsJatenginfo.id – Agustina, Wali Kota Semarang menghadiri pembukaan "Semarang - Netherlands Water Forum" di Hotel Gumaya, Semarang. Forum strategis ini merupakan bagian dari kunjungan Menteri Perdagangan Luar Negeri dan Pembangunan Belanda ke Indonesia, yang didampingi oleh lebih dari 60 perusahaan dan organisasi Belanda di sektor air, maritim, dan hortikultura.
Dalam sambutannya, Agustina menyoroti sejarah panjang Semarang sebagai "Venetie van Java" dan hubungan erat dengan Belanda. Dirinya menyampaikan apresiasi atas terselenggaranya forum ini sebagai upaya untuk membangun ketahanan sektor air, pertanian, dan pesisir yang lebih kuat, terpadu, dan berkelanjutan khususnya di ibu kota Provinsi Jawa Tengah.
"Air adalah sumber kehidupan yang tidak tergantikan, sehingga perlu kita jaga dan upayakan terus mengalir," ujar Agustina pada Rabu (18/6). Ia kemudian menuturkan tantangan perairan yang dihadapi Kota Semarang, yang disebutnya sebagai "3T": too much (banjir dan rob), too little (kekeringan), dan too dirty (kualitas air terpapar pencemaran ringan).
Secara spesifik, Kota Semarang menghadapi masalah banjir dan rob yang melanda 62% wilayah pesisir dan 46,7% wilayah non-pesisir. Selain itu, terjadi penurunan permukaan tanah rata-rata 20 cm/tahun, degradasi kualitas air baku, serta penurunan muka air tanah akibat eksploitasi berlebihan dan kapasitas drainase yang tidak memadai.
Menanggapi tantangan ini, Pemerintah Kota atau Pemkot Semarang telah dan sedang menerapkan berbagai strategi manajemen sumber daya air, termasuk normalisasi sungai, pembangunan polder, dan tanggul rob. Upaya ini juga melibatkan peningkatan kapasitas drainase, penambahan kolam retensi, rehabilitasi mangrove, dan penerapan teknologi "Water Based Flood Control."
“Tantangan ini tentu tidak bisa diatasi sendiri. Kami butuh kerja sama, kolaborasi, inovasi, dan teknologi dari para mitra, termasuk dari Pemerintah Belanda, yang telah lama menjadi sahabat dan partner pembangunan di bidang pengelolaan air,” lanjut Agustina.
Untuk penyediaan air baku, optimalisasi waduk-waduk seperti Jatibarang, Kreo, dan Penggaron terus dilakukan. Riset pemanfaatan Kolam Retensi Tol Semarang-Demak sebagai sumber air baku PDAM juga sedang berjalan, di samping pengembangan "Lumbung Air" dengan ±14 waduk, 1 danau, dan ±42 embung.
Kunjungan Menteri Perdagangan Luar Negeri dan Pembangunan Belanda ke Indonesia berlangsung dari 16 - 19 Juni 2025. Misi Ekonomi ini menawarkan kesempatan yang sangat baik bagi lembaga pemerintah, bisnis, dan lembaga pengetahuan Indonesia untuk bertemu dan berinteraksi dengan mitra Belanda di tiga sektor, yakni Hortikultura, Logistik dan Manufaktur Maritim, dan Air.
“Untuk itu, forum ini menjadi sangat penting. Kami ingin belajar, berbagi, dan merancang solusi bersama. Tidak hanya untuk mengatasi masalah, tetapi juga untuk membangun masa depan yang lebih tangguh, berkelanjutan, dan inklusif,” tandas Agustina.
"Kami sangat senang dapat berinteraksi dengan masyarakat Kota Semarang dan para profesional di bidang perairan di Semarang karena kita juga belajar banyak dari Kota Semarang," terang Meike, utusan bidang perairan dari Kerajaan Belanda (Water Envoy of the Kingdom of the Netherlands).
"Terlepas dari air, Belanda adalah parter dagang Indonesia terbesar kedua di Eropa. Proyek kolaborasi yang disupport oleh masyarakat dan pihak swasta dapat memperluas skala solusi untuk tantangan unik yang dihadapi Kota Semarang," imbuh Ivo van der Linden, staf ahli Menteri Luar negeri bidang ekonomi diplomasi.
Editor : Iman Nurhayanto