Unik! 6 Mobil di Dunia Ini Ada yang Mirip Wajah Manusia

JAKARTA, iNewsJatenginfo.id - Tahukah anda? ada enam mobil unik di dunia, bahkan ada yang mirip wajah manusia. Desain mobil tidak sembarangan. Mobil diciptakan sesuai dengan filosofi perusahaan atau sang perancang.

Semua harus sesuai dengan bahasa desain yang telah ditetapkan. Namun, ada mobil yang memiliki desain benar-benar unik. Bahkan, ada yang mirip dengan raut wajah manusia.

Jika diperhatikan secara seksama, mobil-mobil tersebut memiliki berbagai macam raut emosi mulai dari senang, sedih dan tertawa gembira. Raut wajah tersebut dapat dilihat dari beberapa komponen bagian depan mobil seperti lampu utama, grill, logo mobil, serta bumper depan.

Seluruh komponen memengaruhi karakter. Berikut deretan mobil yang memiliki desain raut wajah mirip manusia.

1. Austin-Healey Sprite Mark I

Mobil ini disebutkan sebagai kendaraan paling bahagia dengan perpaudan lampu depan dan gril yang sangat tepat. Jika dilihat secara seksama, Austin-Healey Sprite Mark I seperti raut wajah manusia yang sedang tersenyum bahagia atau tertawa lebar karena bentuk gril menyerupai mulut terbuka.

Austin-Healey Mark I merupakan jenis mobil sport rancangan Donald Healey yang diproduksi di pabrik MG Abingdon pada Maret 1958. Bahkan, sering digunakan untuk mengikuti berbagai balapan.

2. Taylor Dunn Trident

Kendaraan yang masuk dalam mobil roda tiga ini memiliki desain sangat mirip wajah manusia. Taylor Dunn Trident memiliki aksen garis pada bagian atas lampu depan yang seolah-olah seperti alis.

Bahkan, bemper depan dibuat menyerupai bibir manusia. Taylor-Dunn Model R Trident generasi pertama diperkenalkan pada 1959 dan diproduksi hingga 1963. Awalnya, kendaraan ini digunakan untuk mengangkut pakan ayam demi memudahan pekerjaan peternak.

3. Balaton dan Alba Regia

Mobil asal Hungaria ini juga memiliki raut wajah seperti manusia. Setiap model kendaraannya memasang ekspresi sedih dan marah. Itu terlihat pada guratan alis yang menunjukkan wajah marah dan bibir memble yang memperlihatkan rona sedih.

Editor : Iman Nurhayanto