SEMARANG, iNewsJatenginfo.id - Anastesi adalah usaha atau tindakan untuk menghilangkan rasa, termasuk rasa sakit dan kesadaran. Sedangkan sedasi adalah istilah umum untuk menghilangkan kesadaran.
Bertempat di Sekretariat IDI Wilayah Jawa Tengah Kota Semarang (01/11), mengundang Dr. Ika Cahyo Purnomo, Sp.An.MH mewakili PERDATIN Cabang Jawa Tengah.
Dipandu oleh Dr. Noegroho Edy Rijanto, M.Kes, selaku Humas IDI Jawa Tengah, membahas topik “Anastesi, Sedasi, dan Efek Sampingnya”.
Anastesi digunakan untuk menghilangkan rasa nyeri, terutama saat melakukan tindakan medis atau operasi. Dalam perkembangannya tidak hanya memikirkan rasa nyeri tetapi juga kenyamanan dan keselamatan pasien.
“Ada beberapa tindakan yang mungkin lama dan tidak nyaman untuk pasien, kondisi seperti itu kita bisa memberikan obat menghilangkan kesadaran atau rasa lebih nyaman,” ujar Dr. Ika.
Dr. Ika menyampaikan sedasi dibedakan atas kedalamannya. Besarnya kehilangan kesadaran itu sendiri ada parameternya. Yang paling ringan hanya untuk menghilangkan rasa cemas, rasa nyeri sedikit.
Sedasi moderat pasien masih bisa menjalankan nafasnya sendiri, sedangkan sedasi dalam pasien perlu bantu pernafasannya.
“Resikonya besar ya dok,” ujar Dr. Noegroho.
“Semua tindakan anastesi dan sedasi merupakan tindakan dengan resiko tinggi. Hanya saja dengan kecanggihan saat ini resiko bisa kita minimalisir,” ujar Dr. Ika.
Pada umumnya, Anastesi dan Sedasi memiliki resiko yang sama. Menimbulkan rasa mual, rasa pusing, sesak nafas, kesemutan dan sebagainya.
Angka kejadian terhentinya jantung selama anastesi secara global 6 dari 1 juta pembiusan. Sebetulnya 4 dari 6 tersebut berhasil dipulihkan kembali. Sisanya tidak dapat dipulihkan kembali terkait dengan penyakit penyerta, alergi, dan sebagainya.
Editor : Iman Nurhayanto