Tidak hanya Markini, tetapi juga warga lainnya Sutiarso (60) warga Desa Bumisari juga. Selama ini menyambung dari saudaranya. Sehingga belum mempunyai jaringan sendiri. Selama puluhan tahun, warga yang berprofesi sebagai petani tidak mampu memasang sambungan listrik baru.
“Makanya begitu ada bantuan, saya senang sekali,”ujarnya.
Di tempat yang sama, anggota Komisi VII DPR RI Rofik Hananto mengatakan bahwa program BPBL merupakan amanat pemerintah. Masyarakat di Pulau Jawa, Madura, dan Bali harus teraliri listrik 100%.
“Di lapangan, masih ada keluarga yang belum teraliri listrik. Kami terus mencari rumah yang belum teraliri listrik. Kalau secara nasional, tahun ini program BPBL mencapai 80 ribu sambungan. Sedangkan tahun depan, ada 83 ribu sambungan,”katanya.
Sementara Direktur Teknis dan Lingkungan Ditjen Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumberdaya Mineral (ESDM) MP Dwinugroho mengatakan rasio elektrifikasi terus ditingkatkan, terutama lewat BPBL. BPBL dikhususkan kepada keluarga kurang mampu. Tahun 2022, ditargetkan 80 ribu pemasangan dan hingga kini telah mencapai 85%.
“Tahun ini, program BPBL ditarget sebanyak 80 ribu sambungan baru. Dari target tersebut, sudah terlaksana 85%,”jelas Dwinugroho di sela-sela peresmian program BPBL di rumah warga.
Peresmian program BPBL dilaksanakan di Desa Bumisari, Kecamatan Bojongsari, Purbalingga. Di Kecamatan Bojongsari ada 200 sambungan baru lewat BPBL. Sedangkan di Purbalingga ada 1.801 sambungan baru.
Editor : Iman Nurhayanto