CRIMEA, iNewsJatenginfo.id - Viral, turis Rusia kocar-kacir dan menangis saat meninggalkan Crimea akibat rentetan ledakan dahsyat.
Video yang viral itu dirilis Kementerian Pertahanan Ukraina yang mengejek para turis Rusia saat meninggalkan Crimea akibat rentetan ledakan dahsyat.
Gambar dalam video yang viral itu, salah satunya memperlihatkan seorang turis wanita yang menangis.
Setidaknya 12 ledakan dahsyat telah membumihanguskan Pangkalan Udara Saky, Crimea, pada Selasa lalu. Citra satelit menunjukkan kehancuran yang luas di seluruh lokasi, termasuk tujuh pesawat tempur Rusia yang hancur.
Beberapa ledakan direkam oleh turis-turis Rusia di sebuah resor pantai yang dekat dengan Pangkalan Udara Saky.
Kemacetan lalu lintas yang parah juga terjadi di Jembatan Crimea atau Jembatan Kerch--jembatan terpanjang di Eropa--ketika para pengunjung berusaha meninggalkan Semenanjung Crimea. Video yang dirilis Kementerian Pertahanan Ukraina dengan cepat menjadi viral, dengan ditonton hampir satu juta kali di Twitter.
Video memperlihatkan seorang turis wanita Rusia menangis. Dalam ledekannya, Kementerian Pertahanan Ukraina menyarankan tujuan wisata alternatif bagi turis-turis Rusia dan menyerukan mereka untuk pulang. Lagu "Cruel Summer" dari girl band Inggris Bananarama, diputar sepanjang video berdurasi 35 detik tersebut.
"Turis Rusia diberitahu: 'Anda memiliki beberapa pilihan musim panas ini. Pantai Palm Jumeirah [Dubai]. Resor Antalya [Turki]. Cabanas Kuba [Kuba]'," tulis Kementerian Pertahanan Ukraina dalam video yang mereka rilis.
Tiga video ditampilkan berturut-turut dengan teks berbunyi: "Anda memilih Crimea. Kesalahan besar."
Cuplikan dari turis-turis Rusia yang menonton serangkaian ledakan di Pangkalan Udara Saky juga ditampilkan, setelah itu ditambahkan teks berbunyi: "Waktunya pulang. Crimea adalah Ukraina."
Turis wanita yang terisak-isak, difilmkan di belakang mobil, berkata: "Saya tidak ingin meninggalkan Crimea. Di sini sangat sejuk dan seperti berada di rumah."
Lebih dari 13.000 orang menyukai video Kementerian Pertahanan Ukraina, yang telah di-retweet lebih dari 3.200 kali. Rusia bersikeras bahwa rentetan ledakan di Pangkalan Udara Saky adalah kecelakaan, meskipun ini telah dibantah secara luas oleh para ahli independen yang menunjuk ke beberapa kawah.
Menteri Pertahanan Inggris Ben Wallace mengatakan kepada BBC bahwa kehadiran dua titik ledakan independen mengindikasikan sebuah serangan. "Sangat sah bagi Ukraina untuk mengambil kekuatan mematikan, jika perlu, untuk mendapatkan kembali tidak hanya wilayahnya, tetapi juga untuk mendorong kembali penyerbunya," katanya, yang dilansir Jumat (12/8/2022).
Pada Selasa malam, setelah serangkaian ledakan, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky bersikeras negaranya akan merebut kembali Crimea. "Crimea adalah Ukraina dan kami tidak akan pernah menyerah," katanya.
Pasukan Rusia merebut Crimea pada tahun 2014, setelah Viktor Yanukovych, presiden Ukraina yang pro-Rusia, digulingkan dalam Revolusi Maidan. Semenanjung Crimea kemudian dianeksasi Ruusia setelah referendum, yang tidak diakui oleh Ukraina dan negara-negara Barat. Moskow menolak narasi aneksasi dan menegaskan yang terjadi adalah keinginan rakyat Crimea untuk bergabung dengan Rusia.
Pemerintah Rusia mendorong wisatawan untuk mengunjungi Crimea setelah bergabungnya wilayah itu pada 2014, berharap untuk mengubahnya menjadi tujuan pantai yang populer seperti di bawah Uni Soviet.
Editor : Iman Nurhayanto