get app
inews
Aa Text
Read Next : Dua Napiter di Lapas Brebes Ucapkan Sumpah dan Ikrar Setia kepada NKRI

Berharap Bantuan, Warga Brebes ini Tidur di Teras akibat Rumahnya Ambruk

Kamis, 16 Juni 2022 | 16:36 WIB
header img
Dua keluarga di Desa Kubangpari, Kecamatan Kersana, Kabupaten Brebes terpaksa tidur di teras akibat rumahnya ambruk. Foto: iNews.id

BREBES, iNewsJatenginfo.id – Nasib dua keluarga di Desa Kubangpari, Kecamatan Kersana, Kabupaten Brebes ini sungguh memilukan. 

Mereka terpaksa tidur di teras akibat rumah yang selama ini ditempati ambruk lantaran sudah lapuk dimakan usia.  

Mereka melakukannya sejak rumah peninggalan orang tuanya ambruk pada Minggu (12/6) lalu hingga sekarang. 

Dikutip dari iNewsTegal.id, rumah ambruk yang berada di RT 01 RW 01 Desa Kubangpari ini dihuni Akhmad Amin Lutfi (34) bersama istrinya, Dian Awid Saputri (41). 

Kemudian satu orang lainnya adalah kakak dari Akhmad Amin Lutfi, yaitu Bahtiar (40). Ketiga orang itu terpaksa tidur di emperan rumah lantaran takut seluruh bangunan ambruk.  

"Rumah ini sudah ambruk dua kali. Tiga bulan lalu ambruk di bagian belakang, dan kami biarkan. Kemudian hari Minggu kemarin ambruk lagi di bagian samping. Karena takut ambruk semua, kami tidur di luar atau teras," kata Akhmad Amin Lutfi, Rabu (15/6).  

Akhmad Amin mengungkapkan, kondisi rumah yang dihuninya tersebut sudah sangat lapuk. Sejumlah tiang penyangga sudah keropos dimakan usia. 

Tembok dan kerangka rumahnya pun sangat rapuh. Hampir semua batu bata tampak terlihat akibat tembok yang mengelupas.  

Setiap kali turun hujan, bagian dalam rumah selalu kebanjiran karena banyak atap yang bocor. Bahkan air mengalir deras dari atap ke lantai rumah.

Saat ini, beberapa orang tetangga membantu memperbaiki atap rumah yang ambruk menggunakan plastik terpal. Sementara tembok rumahnya yang ambruk dibiarkan karena tak ada biaya untuk memperbaiki.  

Puing-puing  rumah tua yang ambruk disingkirkan dari sekitaran rumah. Sementara material keropos yang sekiranya masih bisa dimanfaatkan, dikumpulkan untuk suatu saat bisa memperbaiki. Sebagai sopir mobil angkut di toko mebel, ia tak memiliki cukup uang memperbaiki rumah warisan orang tuanya.  

"Kami terpaksa tidur di luar dengan alas tikar. Kami tidak berani tidur di dalam karena takut ambruk kena hujan. Jadi sudah empat hari ini kami tidur di teras," ujarnya.  

Dia pun mengungkap kronologi ambruknya bangunan rumah warisan orang tuanya. Menurutnya, pada Sabtu malam 11 Juni lalu, terjadi hujan lebat.

 Keesokan harinya sekitar pukul 10.00 WIB, saat sang istri hendak memasak. Namun tiba-tiba sang istri mendengar adanya kayu atap akan roboh. Ia pun keluar untuk menyelamatkan diri.  

"Saat itu istri mau masak, tapi mendengar suara seperti ada yang mau roboh. Istri akhirnya keluar menyelamatkan diri. Sejak saat itu kami memutuskan untu tidur di teras," ujarnya.  

Dia mengatakan, kelurganya sudah mengajukan bantuan rumah tidak layak huni (RTLH) kepada pemerintah desa sejak setahun lalu. Namun hingga kini dia belum tercatat sebagai penerima bantuan RTLH, sampai akhirnya rumah yang dihuninya ambruk dan tak bisa ditinggali.  

Dia berharap ada pihak yang bisa membantunya.

 "Sudah diajukan setahun lalu tapi belum terdaftar sebagai penerima bantuan sampai akhirnya rumah ambruk," katanya. 

Editor : Iman Nurhayanto

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut