SEMARANG, iNewsJatenginfo.id – Kalangan legislatif meminta Pemprov Jateng segera mengambil langkah cepat pencegahan wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) pada hewan ternak.
Pemprov diharapkan menjalin sinergi dengan dunia usaha dan masyarakat peternak.
Menurut anggota Komisi B DPRD Jateng, H Mukafi Fadli mengatakan Pemprov Jateng harus memberikan perhatian khusus terhadap penyebaran wabah penyakit mulut dan kuku hewan ternak itu.
“Penyakit mulut dan kuku ini sudah pernah terjadi di Indonesia dan kita telah berhasil menangani persoalan wabah ini. Mestinya kita sudah paham bagaimana penanganannya, pemeliharaannya, termasuk soal vaksin,” kata Mukafi dalam Diskusi Prime Topic MNC Trijaya FM bertema Sinergi Hadapi Penyakit Mulut dan Kuku di Lobby Gets Hotel Semarang, Rabu (8/6).
Menurutnya, pemerintah harus segera mencari solusi dari persoalan ini. Momen Idul Adha adalah sumber pendapatan utama bagi peternak sapi, domba dan kambing.
“Jangan sampai wabah ini mengakibatkan pendapatan mereka berkurang atau justru merugi. Misalnya dengan menyalurkan vaksin ke berbagai daerah, hingga kemungkinan adanya bantuan pengobatan lain kepada para peternak,” katanya.
Pasalnya dari wabah PMK, kata dia ini yang paling dirugikan adalah peternak petani. Banyak dari hewan ternak mereka yang mati akibat wabah PMK ini.
Sehingg DPRD Jateng meminta pemerintah menyalurkan vaksin disegerakan dan masif, agar upaya pemulihan ekonomi pasca Covid-19 ini juga tidak terganggu.
Dia mengatakan momen Idul Adha amat dinantikan para peternak karena saat itu peternak akan mendapatkan harga terbaik untuk menjual hewan ternaknya.
Hasil keuntungan penjualan hewan ternak bisa menutup kebutuhan peternak selama setahun.
Sementara , Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Jateng Agus Wariyanto mengatakan hingga saat ini di Jateng ternak terduga (suspect) PMK dari beberapa daerah mencapai 9.500 ekor.
“Namun, dugaan ini belum tentu betul positif ternak itu terjangkit PMK, karena harus diuji melalui laboratorium kesehatan hewan, sehingga jika hewan ternak masih gejala belum tentu positif,” katanya.
Menurut dia, pihaknya sudah dengan cepat melakukan beberapa upaya sebagai langkah penanganan cepat terhadap wabah PMK ini, hingga dari jumlah hewan ternak yang terkena PMK 15 persen di antaranya sudah dinyatakan sembuh.
Upaya yang dilakukan, kata dia, dengan bergerak cepat mengirimkan obat-obatan yang tersedia, sarana, tenaga pendamping dan dokter hewan ke berbagai daerah sentra peternakan, sehingga penyebaran PMK hewan ternak sudah bisa dikendalikan.
Selain itu, lanjut dia, daerah yang penyebaran PMK tinggi, pasar hewannya ditutup, sementara daerah lain yang kondisi aman pasar hewan tetap dibuka berjalan seperti biasa.
Jadi kebijakan itu tidak harus menutup semua pasar hewan.
Kepala Balai Karantina Pertanian Semarang Turhadi Noerachman mengatakan, pihaknya telah mengirimkan tim ke daerah perbatasan dengan Jawa Timur dan sentra produk hewan ternak untuk memberikan obat-obatan, suplemen hewan ternak serta penyemprotan desinfektan kandang-kandang hewan.
“Hewan ternak yang tertular PMK masih bisa dikonsumsikan, karena tidak berbahaya bagi kesehatan manusia. Tentunya dengan cara memasak yang betul, bahkan suhu panas perebusan daging hewan ternak harus lebih tinggi,” katanya.
Editor : Iman Nurhayanto
Artikel Terkait