SOLO, iNewsJatenginfo.id - PT KAI menandatangani MoU atau kerja sama dengan Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo tentang penelitian dan pengembangan bidang ilmu sejarah. Kerja sama bertujuan untuk mengamankan aset PT KAI yang juga aset negara untuk dapat dioptimalkan.
Penandatanganan kerja sama dilakukan Direktur Keselamatan dan Keamanan KAI John Robertho, Dekan Fakultas Ilmu Budaya (FIB) UNS Solo Prof Warto dan Wakil Rektor Perencanaan, Kerjasama, Bisnis dan Informasi UNS Prof Sajidan.
Penandatangan kerja sama disaksikan Direktur Utama KAI Didiek Hartantyo secara virtual, Jumat (27/5).
Direktur Utama KAI Didiek Hartantyo mengatakan, sebagai perusahaan yang memiliki sejarah panjang, KAI sebagai BUMN yang sahamnya dimiliki 100 persen oleh pemerintah Indonesia memiliki kewajiban menjaga berbagai aset perusahaan agar dapat dimanfaatkan secara optimal untuk berbagai kepentingan perusahaan maupun negara.
“Langkah kerja sama antara KAI dan FIB UNS ini sejalan dengan salah satu program prioritas BUMN, yakni tentang peningkatan investasi dengan melakukan optimalisasi aset perusahaan dengan berlandaskan good corporate governance. Penandatanganan perjanjian kerja sama ini kami harapkan akan menjadi pedoman bersama antara KAI dan UNS dalam mengkaji dan menelusuri lebih dalam tentang kebenaran sejarah, khususnya terhadap kepemilikan aset KAI dalam rangka pengamanan aset KAI yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia,” kata Didiek.
KAI memiliki aset nonrailway, yaitu aset yang tidak ada kaitannya secara langsung dengan operasional perjalanan kereta api, di antaranya aset tanah, rumah perusahaan, dan bangunan dinas.
Total aset nonrailway KAI yaitu seluas sekitar 270 juta meter persegi, di mana sampai dengan saat ini baru 49 persen yang telah bersertifikat atau sekitar 131 juta meter persegi.
KAI terus berupaya mengoptimalkan aset yang dimiliki melalui program sertifikasi dan penertiban.
KAI berkomitmen untuk terus meningkatkan luas aset yang tersertifikat pada setiap tahunnya. Tujuan utamanya adalah mengamankan aset yang dimiliki secara langsung maupun tidak langsung oleh negara.
Pada akhirnya membangun tata kelola dalam optimalisasi lahan KAI agar semakin meningkat baik melalui komersialisasi aset, pengembangan kawasan stasiun, pembangunan kawasan transit oriented development, dan pengembangan-pengembangan lainnya.
“Dukungan data dan informasi dari hasil kajian yang akan dilakukan diharapkan bermanfaat bagi kedua belah pihak, untuk selalu bekerja sama menjaga seluruh aset yang dimiliki perusahaan. Sehingga dapat terus dapat memberikan manfaat dan nilai tambah bagi KAI dan masyarakat luas dengan menerapkan tata kelola perusahaan yang baik,” katanya.
Dekan FIB UNS, Prof Warto mengatakan, kerja sama ini merupakan kesempatan yang luar biasa. Hal ini karena dapat memberikan kesempatan bagi Program Studi (Prodi) Ilmu Sejarah baik dosen maupun mahasiswa untuk terus meningkatkan kualitas pembelajaran dan kegiatan yang berkaitan dengan Tri Dharma Perguruan Tinggi.
“Kegiatan ini sementara masih terbatas pada lingkup yang berkaitan dengan sejarah. Misal bagaimana penataan dan pengaktifan jalur-jalur kereta api yang rawan menjadi sumber konflik antara masyarakat dengan PT KAI. Peran perguruan tinggi sangat penting dalam membantu mencari bukti-bukti yang bisa dipertanggungjawabkan agar lahan tersebut dapat ditata dengan baik untuk kepentingan bersama,” kata Prof Warto.
Dia berharap agar kerja sama ini menjadi awal yang baik bagi kedua belah pihak dan dapat dilakukan secara berkelanjutan. “Semoga tidak hanya satu bidang sejarah, tapi juga bisa banyak bidang dapat dilakukan dalam kerja sama ke depan,” katanya.
Editor : Iman Nurhayanto
Artikel Terkait