Jelang Pilkada, Makam Singomodo Sragen Selalu Ramai Calon Pejabat Publik

Herry Honggo
Tampak para peziarah melangkah menuju Makam Syeh Muhammad Nasher yang berada dipuncak bukit. Foto: Ist

Sementara 5 santrinya, juga melakukan hal yang sama, secara berpencar, namun disemak-semak atau gundukkan tanah disekitar bangunan padepokan.

“Kejadian aneh kembali terjadi, karena lokasi masing-masing santri itu semedi dan berdikir,selanjutnya muncul mata air dan akhirnya menjadi sendang” terangnya.

Dari aliran mata air itu membentuk 7 sendang, masing-masing bernama sendhang Pucangan, Ngala, Permata, Keputren, Ngare lan Panguripan. 

Kembali, pada muasal nama perdukuhan Singomodo, yakni  Singa (singo-jawa) dan Modo (membantah) dari kata maido (bahasa jawa), maka perdukuhan yang dulunya sebagai tempat singgah dan padepokkan para alim ulama itu dinamakan Dukuh Singomodo.

“Syeh Nasher dan lima santrinya dalam perkembangannya melakukan syiar Agama Islam dengan jumlah 90 santri hingga meninggal dunia dan dimakamkan di puncak bukit itu juga," jelasnya.

Editor : Iman Nurhayanto

Sebelumnya
Halaman : 1 2 3 4

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network