SOLO, iNewsJatenginfo.id – Penerapan kurikulum merdeka di SD Muhammadiyah 1 Ketelan Surakarta, dianggap mampu eksplorasi potensi unik setiap siswa.
Guru juga bisa memilih format, cara, materi esensial, dan pengalaman apa yang ingin diajarkan sesuai dengan tujuan yang akan dicapai.
Kepala SD Muhammadiyah 1 Ketelan Surakarta, Sri Sayekti menyampaikan kurikulum merdeka adalah solusi.
"Kurikulum merdeka solusi atasi learning loss. Kepala sekolah mendorong guru melakukan pembelajaran yang esensial sesuai dengan kebutuhan murid dan tidak hanya berorientasi pada ketuntasan buku teks," ujarnya, Sabtu (21/5).
Ia menuturkan, kurikulum merdeka mampu mewujudkan profil pelajar Pancasila. Menurutnya, penerapan kurikulum merdeka sudah dilakukan di sekolahnya mulai Tahun Pelajaran 2021/2022.
“Kurikulum merdeka kami terapkan tidak hanya kelas 1 dan 4. Namun ruh kelas 2, 3, 5, dan 6 ikut menyertainya (Kurikulum 2013). Karena kami sebagai pelaksana sekolah penggerak angkatan 1 Kota Surakarta,” ujarnya.
Pada awal semester, guru kelas 1 dan 4 melakukan asesmen diagnosis awal bagi siswa. Selanjutnya, pembelajaran dilakukan dengan proyek melalui dua tema setiap tahunnya.
“Semester satu kemarin kami mengambil tema Kewirausahaan, dengan judul Sejuta Inspirasi Kewirausahaan dan mendapat apresiasi Wakil Walikota Surakarta, Teguh Prakosa. Semester dua kelas 1 Batik, kelas 4 kuliner makanan tradisional,” kata Sayekti.
Tak kalah penting bagaimana kepala sekolah aktif melakukan sesi berbagi dengan komunitas praktisi dengan sekolah lain.
Dia menyatakan perlu disadari dalam upaya mengatasi learning loss kepala sekolah memastikan manajemen sekolah melakukan program yang mendukung pembangunan karakter.
Strategi kepala sekolah melakukan refleksi terkait implementasi kurikulum bersama guru minimal 1 kali dalam setiap bulan, dan membuat rencana tindak lanjut serta memantau progress ketercapaian.
“Kepala sekolah memfasilitasi program terkait peningkatan peningkatan iklim keamanan sekolah. Misal anti bullying, kekerasan seksual, intoleransi, kesetaran gender, dan hukuman fisik. Sebagai contoh Hari Kebangkitan Nasional Jumat 20 Mei 2022 kelas 3 A, B, C, dan D sebanyak 135 mengenakan pakaian adat Nusantara Indonesia, sebagai ajang untuk mencintai negeri,” pungkasnya.
Editor : Iman Nurhayanto
Artikel Terkait