Praktik pembelajaran berdiferensiasi yang dilakukan idealnya guru juga dapat mengintegrasikan pembelajaran sosial emosional didalamnya.
Mengapa demikian? Sebab, melalui pembelajaran sosial emosional guru akan bisa memperbaiki pola pikir dirinya dan juga muridnya; sehingga akan lebih positif dalam memandang kepada diri maupun lingkungannya juga proses belajar yang dilalui sehingga dapat mengoptimalkan proses pembelajaran yang berlangsung.
Di samping itu, melalui pembelajaran sosial emosional, guru dan murid akan bersama-sama belajar untuk terampil mengelola diri dan menjalin interaksi sosial yang positif sehingga dapat mengurangi timbulnya konflik baik didalam diri guru atau murid maupun antara guru dengan murid.
Konflik yang dapat diminimalisir ini dimungkinkan dapat menciptakan lingkungan belajar yang kondusif dan merangsang tumbuhnya karakter-karakter positif pada guru maupun murid yang merupakan bekal awal terwujudnya profil pelajar pancasila.
Seperti yang telah penulis lakukan di Sekolah Penggerak SD Muhammadiyah 1 Ketelan. Mereka terlihat lebih mudah dan terpacu karena buku panduan yang disusun bertujuan untuk membantu guru peserta didik di sekolah atau madrasah Muhammadiyah Kota Surakarta yang selama ini lagu dan irama (nagham) nya masih berjalan sendiri-sendiri dan bervariatif, sehingga bisa seragam; senada dan seirama sebagaimana mestinya.
Dengan berjalannya waktu insyaallah ke depan karakter dan ciri khususnya akan muncul dengan bimbingan guru-guru didampingi team Nahawand dengan koordinasi dan supervisi team Pelatihan Tahsin Tilawah Majelis Dikdasmen PDM Kota Surakarta. Dengan demikian panduan irama Nahawand mampu melahirkan qari-qari dari perguruan Muhammadiyah yang terstandar.
Editor : Iman Nurhayanto
Artikel Terkait