Belajar dengan melakukan : belajar berbasis proyek
Dengan model dan metode pembelajaran yang semenarik mungkin dengan perubahan paradigma menjadi student centered (berpusat kepada siswa), anak didik aktif mencari tau, mencari informasi. Sebagaimana dalam kerucut pengalaman (The Cone of Learning) Edgar Gale. Pengalaman belajar yang didapat bila hanya melalui verbal berupa membaca dan mendengarkan hanya mendapatkan 10% - 20%. Bila melalui visual sebesar 30%. Sedangkan jika melalui terlibat dan berbuat maka sekitar 50% - 90% (Sari, 2019). Kegiatan terlibat dan berbuat ialah pembelajran yang berbasis learning by doing yang artinya belajar sambil melakukan dan mempelajari sesuatu bukan hanya lewat teori, melainkan langsung mempraktekannya.
Pembelajaran berbasis proyek memberikan pengalaman yang baik bagi siswa dan dapat digunakan untuk mengulas pembelajaran sebelumnya, maupun untuk mengawali pembelajaran baru, yang tercermin dalam tahapan pembelajran berbasis proyek yang terdiri atas; 1) dimulai dengan pertanyaan penting, 2) mendesain rencana proyek, 3) membuat jadwal, 4) guru memantau siswa dan kemajuan proyek, 5) menilai hasil, 6) mengevaluasi pengalaman. (Ismail, 2018)
Pengembangan kompetensi anak didik
Dalam aspek pengembangan potensi yang dimiliki anak didik dengan bakat dan minatnya, dilakukan melalui kegiatan Intrakulikuler, Kokurikuler, dan Ekstrakurikuler. Intrakurikuler adalah kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan belajar sesuai jadwal dan beban belajar pada struktur kurikulum. Kokurikuler adalah kegiatan pembelajaran yang dilaksankan untuk penguatan, pendalaman, dan/atau pengayaan kegiatan intrakurikuler dalam rangka pengembangan karakter dan kompetensi anak didik. Sedangkan Ekstrakurikuler adalah kegaitan pengembangan karakter dakam rangka perluasan potensi, bakat, minat, bakat, kemampuan, kepribadian, Kerjasama, dan kemandirian peserta didik secara optimal yang dilakukan dengan bimbingan dan pengawasan Satuan Pendidikan.
Terdapat dua bagian penting dalam kurikulum merdeka, yakni kegiatan intrakurikuler berupa tatap muka dalam ruangan kelas dan kegiatan proyek yang dilakukan untuk mencapai Profil Pelajar Pancasila. Sekitar 25% dari jam yang etrsedia pada struktur kurikulum merdeka belajar dialokasikan untuk kegiatan projek.
Pendidikan yang menyenangkan melalui P5
Menciptakan Pendidikan yang menyenangkan bagi peserta didik dan guru, melalui pendekatan guru sebagai teman belajar siswa, atau fasilitator yang memfasilitasi proses belajar peserta didik, juga melalui hubungan anatara guru dan siswa yang terjalin sebagaimana seperti teman.
Pengembangan aspek keterampilan dan karakter sesuai nilai-nilai bangsa Indonesia, terdapat program P5. P5 adalah kepanjangan dari Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila, yang dilaksanakan dengan cara para peserta didik menunjukkan produk yang dibuat pada saat mata pelajaran P5 yang dijadwalkan di jadwal harian siswa.
Editor : Iman Nurhayanto
Artikel Terkait