Semarang Dikepung Banjir, Guru Besar Undip Ungkap Sejumlah Faktor Penyebabnya

Ahmad Antonni
Banjir menggenangi kawasan Polder Tawang Kota Lama Semarang, Kamis (14/3/2024). (foto: A.Antoni)

Karena ukurannya yang sangat besar serta angin kencang dan gumpalan awan yang dimilikinya, siklon tropis akan berdampak pada wilayah yang dilaluinya berupa hujan lebat, angin kencang dan gelombang tinggi sehingga dapat mengganggu pelayaran dan dapat menenggelamkan kapal. 

Gelombang tinggi di perairan Laut Jawa sudah terjadi sepekan lalu, keadaan itu telah dialami oleh para penumpang kapal cepat Express Bahari dalam perjalanannya dari Karimunjawa menuju Jepara Sabtu, 9 Maret lalu dengan lama waktu tempuh sekitar 6 jam, tiga kali lipat dari waktu tempuh biasanya akibat terombang-ambing ombak. 

Hingga Jumat ini, kapal cepat memutuskan untuk tidak melayari kembali ke Karimunjawa. Pada hari yang sama di perairan Kabupaten Kepulauan Selayar, Sulawesi Selatan telah dilaporkan sebuah kapal penangkap ikan Dewi Jaya 2 terbalik saat mengalami cuaca buruk.

“Secara klimatologis, wilayah Indonesia yang teletak di garis katulistiwa termasuk wilayah yang tidak dilalui lintasan siklon tropis, akan tetapi banyak juga siklon tropis yang berdampak tidak langsung pada kondisi cuaca di Indonesia,” jelas Guru Besar Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Diponegoro (Undip), Prof. Dr. Ir. Munasik, M.Sc.

Menurutnya, daerah pumpunan angin berupa awan-awan konvektif yang terhubung dengan awan-awan siklon tropis yang memanjang seolah-olah membentuk ekor siklon tropis inilah yang mengakibatkan timbulnya hujan lebat di wilayah yang dilaluinya. 

Editor : Iman Nurhayanto

Halaman Selanjutnya
Halaman : 1 2 3 4

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network