Ajakan ini memperoleh respon positif dari pedagang di lingkungan Balaikota Semarang. Ayu, salah satu pedagang di kantin Balaikota mengungkapkan kenyamanannya dalam bertransaksi secara digital karena dapat mengantisipasi peredaran uang palsu.
“Ya ini bisa mengantisipasi adanya uang palsu ya. Serta memudahkan pembayaran karena kebanyakan anak-anak muda sekarang pun tidak pernah membawa uang tunai,” ujar Ayu.
Hal senada diungkapkan Avidan, mahasiswa Unissula yang menjadi salah satu pelanggan. Dirinya mengaku lebih nyaman bertransaksi secara digital. “Jadi lebih nyaman sekarang orang kan pakai digital, sekarang kan jarang ya bawa cash, kebanyakan pakai uang digital, jadi lebih gampang dan lebih praktis,” pungkasnya.
Wali kota Semarang sendiri rutin mengkampanyekan pembayaran digital melalui QRIS, baik kepada pedagang pasar tradisional, pelajar, pelaku UMKM dan PKL hingga Pasar Pak Rahman yang rutin digelar secara roadshow di Kota Semarang. Atas upayanya tersebut, mbak Ita bahkan sempat dinobatkan sebagai Bunda QRIS oleh Bank Indonesia pada April 2023 lalu. Dirinya memperoleh predikat tersebut karena dinilai memiliki komitmen dan secara konsisten mengenalkan akselerasi penggunaan QRIS kepada masyarakat, khususnya warga Kota Semarang, Jawa Tengah.
Editor : Iman Nurhayanto
Artikel Terkait