Novi menjelaskan, sebelum melempar produk ke pasar, Tim Marketing Noodle telah melakukan berbagai percobaan. Dari berbagai tes itulah didapatkan perkiraan yang paling mendekati selera opara penggemar Indomie berdasarkan daerah tinggal mereka.
‘’Jadi, kami ini cuma menyesuaikan dengan selera lokal,’’ katanya.
penyesuaian dengan lidah masyarakat itu juga yang membuat Indomie sangat terkenal lezatnya, bahkan sampai ke manca negara. Di Turki misalnya, Indomie juga sangat terkenal, dan memang ada varian yang berbeda dari yang juga beredar di negara lain.
“Memang benar Indomie goreng memiliki 2 SKU (stock keeping unit) yang disesuaikan dengan lidah masyarakat,” jelas Novi lagi.
Nah, Anda sudah pernah mencoba keduanya? Naung yang pernah menjajal kedua varian itu memang menemukan sedikit beda, meski tidak mengurangi kelezatan keduanya. Racikan dengan komposisi bumbu yang berbeda membuat kegurihan di mi goreng yang di Jawa terasa lebih tebal daripada yang di Sumatra. Ini juga sama, untuk kadar pedas, yang di Sumatra terasa lebih menggigit dikit daripada yang di Jawa, terasa pedas yang manis.
Apapun variannya, harus kita akui, mengunyah mi goreng sangat melenakan. Apalagi di musim hujan begini. Yuks ah, mariiii….
Editor : Iman Nurhayanto
Artikel Terkait