Muktamar Muhammadiyah dan 'Aisyiyah ke-48 siang ini ditutup. Forum tertinggi ormas Islam terbanyak amal usahanya di Indonesia dan memiliki 28 PCIM di 28 negara telah usai. Beberapa keputusan penting telah dihasilkan, diantaranya Risalah Islam Berkemajuan, Program Kerja Persyarikatan 2022-2027, Rekomendasi internal dan eksternal, serta terpilihnya13 Pimpinan Pusat Muhammadiyah.
"Duet Idiol" Ketum Prof. Dr. H. Haedar Nashir, M.Si dan Prof. Dr. H. Abdul Mu'ti, M.Ed pun telah diumumkan pada Rapat Pleno terakhir. Muktamar ke-48 sukses diselenggarakan di gedung megah Edutorium UMS yang mampu menampung 11.000 orang, menghasilkan keputusan dan ketetapan yang tidak "megahi" (membosankan).
Kegiatan pendukung berupa MITE (Muhammadiyah Innovation and Technology Expo) di Tjolomadoe Heritage, 17-21 November 2022, menampilkan 900 stand yang menawan. Tidak kurang sejuta orang lebih datang pada perhelatan akbar persyarikatan di Solo. Semua hotel berbintang dan melati di kota Solo dan sekitarnya penuh hunian. Kalau masih ada 1-2 kamar tersedia hanyalah kamar kelas Suite atau president suite pada hotel bintang 4 atau 5. Bukan berarti tiada warga Muhammadiyah yang mampu membayarnya, namun lebih pada gaya hidup sederhana dan kepantasan. Dua sifat yang melekat pada diri warga persyarikatan.
Aula masjid, sekolah/perguruan Muhammadiyah dan puluhan sekolah negeri disedekahkan sebagai tempat penginapan penggembira yang datang dari berbagai pelosok negeri. Restoran, warung makan, kedai kopi, angkringan dan PKL kecipratan rejeki "qadaran" muktamar. Pengemudi Gojeg, Maxim, Grab dan OjekMu mendapatkan penghasilan yang meningkat sangat lumayan.
Ribuan Kokam, ratusan ambulance beserta tim medis, serta Dapur Umum MDMC melayani makan gratis 3 kali sehari bagi penggembira. Pengemudi OJOL dan warga yang berkenan datang sarapan, makan siang dan malam pun dilayani. Perusahaan bus, toko oleh-oleh dan tempat wisata di sekitar Solo merasakan kegembiraan seiring meningkatnya pengunjung yang datang.
Indikator Keberhasilan
Kesuksesan penyelenggaraan muktamar setidaknya dapat dinilai dari beberapa indikator, yaitu :
1. Ketertiban peserta dan penggembira untuk menaati dan mengikuti semua agenda muktamar dengan disiplin yang dilandasi semangat berjamaah, gotong royong dan persatuan.
Editor : Iman Nurhayanto
Artikel Terkait