SEMARANG, iNewsJatenginfo.id - Pemerintah Provinsi Jawa Tengah telah merealisasikan arahan dari Presiden Joko Widodo untuk mengembangkan tanaman sorgum sebagai pangan alternatif. Pihak Pemprov Jateng akan menambah luasan lahan untuk pengembangan tanaman sorgum ini sebagai bentuk kontribusi mendukung ketahanan pangan nasional.
Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi Jateng, Supriyanto mengungkapkan jika Pemprov Jateng berencana untuk memperluas lahan pengembangan tanaman sorgum pada tiap tahunnya.
"Pada tahun depan, Jateng direncanakan mendapat alokasi tambahan ribuan hektare untuk penanaman sorgum. Untuk 2023 kami dapat alokasi 25.000 hektare," terang Supriyanto, Sabtu (27/8/2022).
Supriyanto menyebutkan saat ini luasan lahan untuk pengembangan sorgum di Jateng tercatat 120 hektare yang terbagi di Kabupaten Wonogiri, Kabupaten Sukoharjo, dan Kabupaten Cilacap dengan luasan berbeda.
"Atas biaya APBN kami dapat 120 hektare, di Wonogiri 50 hektare sudah tanam Juli. Nah yang 10 hektare di bulan Agustus, di Sukoharjo 20 hektare tanam di bulan Agustus, yang 40 hektare di Cilacap tanam Oktober tahun ini," tambahnya.
Untuk setiap hektare produktivitas tanaman sorgum bisa mencapai 8-9 ton, sehingga diperkirakan pada 120 hektare yang telah ditanami sorgum dapat menghasilkan sekitar 960-1080 ton sorgum.
Supriyanto menegaskan jika Pemprov Jateng kini fokus untuk membantu petani pada penanganan pascapanen produk sorgum karena produk sorgum selama ini hanya dikonsumsi pada kalangan terbatas seperti penderita diabetes. Bantuan kepada petani, dilakukan dengan rencana pemberian bantuan alat pengolahan panen sorgum dan pendampingan pengolahan pascapanen.
"Pendampingan kepada petani penting agar petani tidak merasa rugi mengembangkan sorgum, karena pasar umum yang belum terbentuk," tegasnya.
Sejauh ini pertanian sorgum di Jateng masih dilakukan secara sporadis oleh para petani, beberapa wilayah seperti Demak, Wonogiri dan Kabupaten Semarang mengembangkan pertanian secara mandiri.
Kondisi ini tidak lepas dari pasar yang belum familiar dengan pengolahan sorgum. Tanaman sorgum sebenarnya tidak memerlukan kriteria lahan subur sebab dapat tumbuh di lahan yang sulit air sekalipun.
"Oleh karena itu, kami fokus untuk membantu petani selepas tanam sorgum dan membuka pintu seluas-luasnya mengenai kemungkinan kerja sama dengan startup pengolah sorgum pemenang kompetisi rintisan digital Jateng," pungkasnya.
Editor : Iman Nurhayanto
Artikel Terkait