Supriyanto menegaskan jika Pemprov Jateng kini fokus untuk membantu petani pada penanganan pascapanen produk sorgum karena produk sorgum selama ini hanya dikonsumsi pada kalangan terbatas seperti penderita diabetes. Bantuan kepada petani, dilakukan dengan rencana pemberian bantuan alat pengolahan panen sorgum dan pendampingan pengolahan pascapanen.
"Pendampingan kepada petani penting agar petani tidak merasa rugi mengembangkan sorgum, karena pasar umum yang belum terbentuk," tegasnya.
Sejauh ini pertanian sorgum di Jateng masih dilakukan secara sporadis oleh para petani, beberapa wilayah seperti Demak, Wonogiri dan Kabupaten Semarang mengembangkan pertanian secara mandiri.
Kondisi ini tidak lepas dari pasar yang belum familiar dengan pengolahan sorgum. Tanaman sorgum sebenarnya tidak memerlukan kriteria lahan subur sebab dapat tumbuh di lahan yang sulit air sekalipun.
"Oleh karena itu, kami fokus untuk membantu petani selepas tanam sorgum dan membuka pintu seluas-luasnya mengenai kemungkinan kerja sama dengan startup pengolah sorgum pemenang kompetisi rintisan digital Jateng," pungkasnya.
Editor : Iman Nurhayanto
Artikel Terkait