SEMARANG, iNewsJatenginfo.id - S-2 Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI), Program Pascasarjana, Universitas PGRI Semarang (UPGRIS) membuka pendaftaran mahasiswa baru.
Setiap tahun dibuka dua kali, Semester Gasal pendaftaran dibuka pada Mei hingga Agustus, dan Semester Genap pendaftaran dibuka September hingga Januari.
“Untuk periode pendaftaran terdekat ini, kuliah akan dimulai pertengahan September 2022. Kami selenggarakan perkuliahan dengan kurikulum yang didesain sedemikian rupa untuk program perkuliahan mahasiswa agar bisa lulus tepat waktu, yakni selama 4 semester,” tutur Dr. Harjito, M.Hum., Ketua Program Studi S-2 PBSI UPGRIS melalui siaran persnya pada Rabu (22/6).
Sudah dibuktikan, bahwasanya mata kuliah yang terselenggara begitu menarik. Setiap semester mereka akan menempuh mengambil 2 mata kuliah yang diinginkan.
Mata kuliah pilihan tersebut di antaranya, Perspektif Gender dalam Pendidikan dan Pembelajaran, Semantik untuk Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Produksi Teks Sastra, Produksi Teks Nonsastra, Pengembangan Bahan Ajar Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Multimedia Bahasa dan Sastra Indonesia, Pragmatis Klinis, Sastra Anak untuk Pendidikan, serta lainnya beberapa mata kuliah wajib yang akan ditempuh selama 4 semester, termasuk tesis.
Tidak sedikit yang membuktikan bahwa kuliah di S-2 PBSI UPGRIS biayanya terjangkau dan cepat lulus.
Mereka pun tidak hanya menjalani proses perkuliahan di kelas semata, akan tetapi di luar itu juga mereka diajak untuk mengikuti atau bahkan terlibat langsung dalam berbagai kegiatan seminar dan panggung dalam jaringan (daring) yang diselenggarakan secara berkala.
“Kami menyelenggarakan Sering (Seminar Daring) dan Paring (Panggung Daring) sudah berlangsung sejak wabah virus corona datang. Seminar mengenai bahasa dan sastra serta panggung daring yang menyuguhkan berbagai jenis pementasan rutin dilaksanakan. Bahkan tidak saja menghadirkan para mahasiswa untuk terlibat dalam seminar dan panggung kreativitas itu saja, namun juga dilibatkan akademisi dan praktisi dari luar untuk turut serta terlibat dan berkolaborasi,” ungkap Harjito, penulis buku sehimpun esai Memandang Perempuan Jawa.
Menurut Harjito, penyelenggaraan Sering dan Paring itu pun akan tetap dilaksanakan secara daring, meski nanti pandemi covid telah benar-benar berakhir.
“Akan tetapi memang selepas corona telah hampir sepenuhnya hilang pun, dan nanti ketika benar-benar hilang pun kami akan tetap menyelenggarakannya secara daring. Selain memang bagi kami, penyelenggaraan secara daring itu tidak akan menyita banyak waktu, begitupun ruangnya serta keikutsertaan pesertanya tidak terbatas. Hanya mungkin suatu ketika pun akan terselenggara secara luring luring, sesekali untuk membangun suasana baru dan upaya bersilaturahmi bagi sesama akademisi dan praktisi bahasa-sastra,” ungkap Harjito.
Baginya, kedua program itu sudah berlangsung berkali-kali selama pandemi covid. Bahkan hingga saat ini penyelenggaraan Sering sudah hampir menginjak ke-10 dan 11, yakni pada bulan Juni ini dan yang sudah dipersiapkan pula untuk bulan Juli.
"Dalam Sering ke-10 dan 11 tersebut kami menghadirkan seminar daring dalam rangka Dies Natalis UPGRIS ke-41 yang jatuh pada Juli mendatang. Dalam seminar itu pun kami turut mengusung program Dies Natalis UPGRIS tahun ini, yakni Seminar 100 Doktor UPGRIS dengan tajuk Tantangan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di Era Industri 4.0 Menghadapi Society 5.0,” pungkas Dr. Nazla Maharani Umaya, M.Hum., Sekretaris Program Studi S-2 PBSI UPGRIS.
Editor : Iman Nurhayanto
Artikel Terkait