SOLO, iNewsJatenginfo.id - Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Haedar Nashir menyatakan program internasionalisasi gerakan Muhammadiyah memerlukan pengembangan dalam wujud revitalisasi dan transformasi.
Upaya ini untuk memberi dampak terhadap kehadiran Muhammadiyah di dunia internasional secara lebih masif dan sistematis.
"Program internasionalisasi Muhammadiyah sudah dilakukan oleh Muhammadiyah, yang diperlukan saat ini adalah pengembangan lebih jauh dalam fase berikutnya," kata Haedar Nashir saat Seminar Pra-Muktamar ke-48 Muhammadiyah dan Aisyiyah bertajuk Internasionalisasi Gerakan Muhammadiyah di Edutorium Ahmad Dahlan, Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) Solo, Senin (30/5).
"Gambar besarnya berada dalam pikiran Muhammadiyah hadir melakukan gerakan pencerahan dalam kemanusiaan semesta," katanya.
Dia menyebutkan, banyak nilai positif dan kemajuan dalam globalisasi. Namun ada kecenderungan lain, yakni globalisasi membawa pada hegemoni politik, ekonomi, dan budaya dari kekuatan global, baik yang datang dari negara maupun perusahaan besar.
"Sehingga, globalisasi yang bersifat hegemoni ini harus diberikan pengaruh dengan kehadiran Muhammadiyah dan gerakan keagamaan yang melintas batas, agar globalisasi membawa pada integrasi dan interaksi kolaborasi, bukan hegemoni," katanya.
Dia juga meyakini globalisasi yang bersifat integrasi bukan merupakan ancaman bagi pertumbuhan ekonomi, politik, dan budaya lokal.
"Namun justru bisa beradaptasi dengan local wisdom (kearifan lokal) yang masih tetap diperlukan," katanya.
Rektor UMS Surakarta, Sofyan Anif mengatakan, internasionalisasi gerakan Muhammadiyah yang digagas saat Muktamar di Jakarta tahun 2000 itu menunjukkan bahwa Muhammdiyah telah matang dan mampu memperluas syiar dakwah hingga mancanegara.
"Gagasan ini adalah proyek besar yang bertujuan bukan hanya memperkenalkan tetapi juga menempatkan dan menjadikan Muhammadiyah sebagai bagian tak terpisahkan dari umat Islam di level global," kata Sofyan.
Oleh karena itu, tujuan program itu bukan hanya agar masyarakat dunia melek terhadap eksistensi Muhammadiyah. Melainkan juga membutuhkan Muhammadiyah di tempatnya.
"Atau bahkan merasa kurang dan kehilangan jika Muhammadiyah tidak tampil di negara tersebut. Internasionalisasi gerakan Muhammadiyah ini menjadi usaha kolektif seluruh kader persyarikatan, baik di dalam negeri maupun di luar negeri," ujarnya.
Editor : Iman Nurhayanto