Ada yang bertanya, bagaimana Rianto yang seorang laki-laki bisa menghadapi pandangan masyarakat atas pilihannya untuk menjadi lengger.
“Jangan banyak bicara, tapi banyaklah memahami, jangan banyak mencela, tetapi banyaklah mencintai,” jelas Rianto.
Salah seorang mahasiswa asal Universitas Mataram, Hanif Cahyo Wicaksono mengatakan bahwa selain belajar tentang perjuangan, acara hari ini memberinya sebuah tamparan.
“Melihat orang-orang Jepang yang serius belajar lengger dan bisa membawakan tari lengger, saya seperti ditampar. Orang asing banyak yang tertarik dan mau belajar budaya kita, kenapa kita tidak melakukan hal yang sama. Ini menjadi sebuah motivasi tersendiri bagi saya dan teman-teman, untuk lebih berbangga dan bersama-sama menjaga serta melestarikan budaya Nusantara,” jelasnya.
Editor : Iman Nurhayanto