ANTAKYA, iNewsJatenginfo.id - Akibat gempa bumi Turki yang mengguncang pada Senin lalu bertambah korban tewas tembus 29.000 orang hingga Minggu (12/2/2023) malam WIB. Angka tersebut meliputi korban tewas di Turki dan Suriah.
Angka tersebut menjadikan gempa Turki kali ini sebagai yang paling mematikan pascaguncangan pada 1939. Jumlah korban diperkirakan masih terus bertambah seiring pencarian yang masih berlangsung di kedua negara.
Berdasarkan data badan penanggunalangan bencana AFAD, sebanyak 24.617 orang korban tewas berada di Turki. Sementara di Suriah telah menembus 4.500 orang, baik di wilayah yang dikuasai pemerintahan Bashar Al Assad maupun pemberontak.
Sementara data PBB menjelaskan, 5,3 juta orang di Suriah mungkin kehilangan tempat tinggal pasca-gempa. Selain itu hampir 900.000 orang membutuhkan makanan hangat di Turki dan Suriah.
Sementara itu tim SAR masih menemukan korban selamat dari reruntuhan bangunan yang ambruk pada Minggu atau 6 hari pascagempa.
Di Provinsi Hatay, tim penyelamat Rumania menyelamatkan seorang pria, Mustafa (35), dari reruntuhan bangunan. Hal yang mengejutkan, Mustafa dalam kondisi masih baik meski berada 6 hari dalam reruntuhan.
"Kondisinya baik, dia berbicara. Dia mengatakan, 'Cepat keluarkan saya dari sini, Saya menderita claustrophobia (fobia ruangan sempit dan tertutup)'," kata seorang petugas SAR, menirukan pernyataan korban, seperti dikutip dari Reuters.
Editor : Iman Nurhayanto