TEHERAN, iNewsJatenginfo.id - Seorang pemain sepak bola Iran, Amir Reza Nasr Az-Zadani terancam hukuman mati. Dia harus menghadapi ancaman dihukum mati setelah menyuarakan protes nasional soal meninggalnya wanita Iran, Mahsa Amini.
Buntut kematian dari Mahsa Amini di dalam penjara karena dinilai melanggar aturan berpakaian, memicu kemarahan masyarakat Iran hingga jelang bergulirnya Piala Dunia 2022. Aksi protes merebak di berbagai penjuru Iran.
Diketahui wanita 22 tahun itu tewas di dalam tahanan pada 16 September 2022 silam.
Bahkan, aksi protes itu juga sempat terjadi di Timnas Iran di Piala Dunia 2022. Di laga perdana menghadapi Inggris, para pemain menolak menyanyikan lagu kebangsaan sebagai bentuk protes. Atas aksi tersebut, dikabarkan keluarga para pemain Iran mendapat ancaman.
Terbaru, pemain sepak bola Az-Zadani disebut terancam hukuman mati karena ikut aktif menyuarakan protes. Az-Zadani bermain untuk klub Liga 2 Iran, Iranjavan FC.
Menurut laporan Iran Wire, dilansir Daily Star, Selasa (13/12/2022), Az-Zadani dan dua orang lainnya dituduh terlibat dalam pembunuhan Kolonel Esmael Cheraghi dan dua anggota Basij, Mohamed Hossein Karimi dan Mohsen Hamidi.
Cheraghi dan dua orang tersebut terbunuh di tengah maraknya gelombang protes massal buntut tewasnya Amini.
Mereka kemudian dipaksa mengaku terlibat dalam pembunuhan tersebut di dalam siaran stasun televisi pemerintah pada 20 November 2022 silam. Ketiganya pun tertangkap di daerah Isfahan.
Sebuah sumber mengatakan bahwa Az-Zadani sebenarnya sama sekali tidak terlibat dalam pembunuhan itu. Az-Zadani tidak berada dekat dengan Cheraghi ketika dirinya terbunuh.
Az-Zadani hanya sebatas meneriakkan slogan-slogan protes selama unjuk rasa berlangsung. FIFPRO kemudian sampai turun tangan untuk melindungi Az-Zadani.
“FIFPRO terkejut dan muak dengan laporan bahwa pesepakbola profesional Amir Nasr-Azadani menghadapi eksekusi di Iran setelah mengkampanyekan hak-hak perempuan dan kebebasan dasar di negaranya,” tulis keterangan FIFPRO pada Twitter resmi mereka, Selasa (13/12/2022).
“Kami berdiri dalam solidaritas dengan Amir dan menyerukan agar hukumannya segera dicabut,” tutup keterangan itu.
Editor : Iman Nurhayanto