BANTUL, iNewsJatenginfo.id - Kocak, beli STB online, pria ini malah terima garam dan sabun cuci. Pemerintah telah menetapkan untuk menghentikan siaran televisi analog dan berganti ke siaran digital.
Masyarakat agar bisa menerima siaran digital harus mengeluarkan kocek untuk membeli peralatan berupa Set Top Box (STB) agar bisa menangkap siaran digital. Sama seperti yang dilakukan oleh Aris Sukamto (52) warga Dusun Pule Kalurahan Sumberagung Kapanewon Jetis Bantul.
Lelaki ini terpaksa menyisihkan uangnya untuk membeli setbox karena dirinya bukan salah satu penerima. Lelaki ini kemudian berniat membeli setbox televisi melalui online.
Karena ia sering menjumpai penjual setbox di berbagai marketplace terkenal yang sering digunakannya. Memang lelaki ini bukan kali pertama membeli barang secara online.
"Tadi malam kan sudah banyak yang menghentikan siaran analognya. Jadi kemarin-kemarin saya niat mau beli, bahkan sudah beli," kata dia, Jumat (4/11/2022).
Aris menuturkan niatannya untuk membeli setbox sudah cukup lama yaitu ketika pemerintah mengumumkan akan menghentikan siaran televisi analog pada tanggal 1 November 2022. Dia berpikir ketimbang beli televisi baru maka lebih baik membeli setbox saja.
lelaki inipun akhirnya memutuskan untuk membeli setbox agar tetap bisa menikmati siaran televisi secara digital. Pasalnya televisi di rumahnya memang belum bisa menjangkau siaran digital karena termasuk keluaran lama.
"Saya punya TV tapi keluaran lama. Jadi Ndak bisa terima siaran digital," terang Pengusaha layanan instalasi listrik ini.
Karena saat itu kesibukannya cukup menyita waktu, akhirnya ia pun memilih membeli secara online. Ia lantas melakukan browsing guna mencari barang dicarinya. Beberapa marketplace sempat ia buka dan akhirnya ketemulah salah satu toko yang menawarkan setbox di sebuah Marketplace kenamaan.
Saat itu, dia melihat harganya hanya Rp150 ribu sudah termasuk ongkos kirim. Logikanya saat itu sebenarnya sudah jalan karena harga setbox di pasaran memang sekitar Rp150 ribu, selisihpun tidak begitu besar. Ia tertarik karena penjualnya memberikan bebas ongkos kirim.
"Saya pikir memang ada subsidi ongkir jadi langsung deal aja," sambungnya.
Saat itu ia tidak memperhatikan dari mana toko tersebut berada sehingga berani menggratiskan ongkos kirim. Lelaki inipun kemudian memasukkannya ke dalam keranjang dan beberapa saat kemudian mentransfer uang untuk membayar setbox tersebut di rekening yang disebutkan.
Awalnya ia tidak curiga karena ketika dicek di aplikasi sudah ada pemberitahuan jika barang pesanannya tengah dikemas. Setelah itu ia tak menggubrisnya karena menganggap tidak ada penipuan atau apapun.
"Nah mulai curiga itu ketika barangnya kok lama sampainya. Lebih dari 4 hari, kayaknya seminggu itu," kata dia.
Setelah sepekan lamanya menunggu akhirnya kirimannya pun tiba. Saat menerima barang dari kurir, ia merasa curiga karena ketika dia pencet kemasannya ternyata empuk. ia sempat protes dengan kurir yang mengirimnya karena di dalam aplikasi sudah terlanjur dipencet warna hijau sebagai tanda barang sudah diterima.
Sang kurir pun meminta kalau nanti barangnya mengecewakan maka bisa dikembalikan maksimal 3 hari setelah diterima. Karena curiga, Aris lantas memanggil anak perempuannya untuk memvideo dirinya ketika membuka paket kiriman tersebut.
Dan benar saja, ternyata barang yang ada dalam kemasan tersebut bukan setbox seperti yang ia pesanan. Ia kaget tetapi ingin tertawa karena barang yang dikirim hanyalah dua bungkus garam halus masing-masing seberat 1 atau 2 ons.
"Itu kayake barang return atau pernah dikirim ke alamat lain tapi dikembalikan. Wong sudah ada tempelan alamat lain. Nampaknya setelah dikembalikan ke pengirim dari korban sebelumnya, barang tersebut dikemas dan dikirim ke dirinya,"kata dia.
Diapun kemudian tersadar dan memeriksa komentar-komentar dari toko online tempatnya membeli setbox tersebut. Ternyata dari beberapa komentar yang ada, ada juga yang sebelumnya tertipu seperti dirinya.
Kini meski siaran televisi analog sudah dihentikan oleh pemerintah namun dia belum juga membeli setbox agar bisa menonton televisi, ia masih enggan membeli setbox lagi. Rasa kecewanya masih terasa meskipun harganya tidak seberapa.
Editor : Iman Nurhayanto