get app
inews
Aa Text
Read Next : Update UMP 2026: Daftar Upah Minimum 36 Provinsi, Jakarta Masih Teratas

Gegara Tanah Bergerak di Kebumen, Puluhan Rumah Nyaris Ambruk

Selasa, 11 Oktober 2022 | 15:32 WIB
header img
Longsor dan tanah bergerak mengakibatkan 31 rumah di Dukuh Rawabayem, Desa Plumbon, Kecamatan Karangsambung retak-retak dan berpotensi ambruk. (Foto: Dok Pemkab Kebumen)

 

"Secepatnya nanti akan kita kirim pohon keras untuk ditanam di sini, untuk mencegah terjadinya longsor di kemudian hari. Warga bisa menanam pohon yang berbuah di tempat lain, di kebun atau di pekarangan, tadi saya liat di sekitar rumah justru banyak ditanami pohon pisang, yang kurang kuat untuk menahan tanah,”kata Bupati.

Selain di Desa Plumbun, longsor dan tanah bergerak juga terjadi di desa lain, seperti di Desa Karangsambung, Desa Totogan, desa Langse, Desa Pujotirto dan beberapa desa di kecamatan lain. Bupati memastikan, semua masih terus dilakukan penanganan oleh pemerintah bersama relawan. Termasuk penanganan bencana banjir.

"Wilayah bencana saat ini yang paling parah ada di Kecamatan Karangsambung, di sini ada longsor, tanah bergerak serta banjir juga ada. Wilayah lain juga ada banjir dan longsor, dan semua masih terus dilakukan penanganan oleh BPBD, Basarnas, serta para relawan,”katanya Bupati.

Sementara itu, Sumi Purwanti (45) salah seorang warga di Dukuh Rawabayem, Desa Plumbon mengatakan kejadian tanah bergerak ini baru kali ini terjadi. Tiga hari pasca diguyur hujan deras kemarin tanah di wilayah permukimannya tiba-tiba bergerak dan ambles. 

Sumi mengaku sejak dirinya lahir dan tinggal disini baru kali ini terjadi tanah bergerak. Rumahnya mengalami retak pada dinding bagian depan, kamar tidur, dan dapur. "Tiga hari ini mas, setelah hujan kemarin tanah disini tiba-tiba bergerak, dibagian sebelah sana ambles. Akibatnya rumah saya pada retak-retak," jelas Sumi.

Sumi dan warga lainnya terpaksa memilih bertahan dirumah mereka karena tak ada lagi tempat tinggal lain yang bisa ia tempati bersama keluarganya. Kini dirinya hanya bisa berharap adanya bantuan dari pemerintah daerah, khawatir tanah bergerak sewaktu-waktu akan terjadi lagi dan membahayakan bagi warga desa.

"Mau pindah kemana mas, adanya tinggal di sini, gak ada pilihan lain. Jadi ya terpaksa bertahan meski rumah sudah rusak. Semoga pemerintan bisa membantu agar kami bisa tinggal dengan tenang di sini,”katanya.

Sumi pun mengaku bersedia jika nantinya rumahnya direlokasi ke tempat yang lebih aman. Namun sementara ia memilih untuk bertahan di rumahnya meski kondisinya sudah retak-retak. "Kalau mau sih mau, tapi sementara di sini dulu, karena adanya hanya ini, tempat saudara juga sama," tandasnya. 

 

Editor : Iman Nurhayanto

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut