MOSKOW, iNews.id - Setelah menghentikan pengiriman gas alam melalui pipa utama ke Eropa, Presiden Rusia Vladimir Putin menolak anggapan bahwa Moskow menggunakan energi sebagai senjata.
Anggapan itu muncul dari Ukraina dan sekutu Barat-nya. Kiev sebelumnya mengatakan penghentian pasokan gas Rusia ke Eropa sebagai pembalasan terhadap negara-negara Eropa yang mendukung Kiev dalam perang melawan invasi Moskow.
"Mereka mengatakan bahwa Rusia menggunakan energi sebagai senjata. Lebih banyak omong kosong! Senjata apa yang kami gunakan?" kata Putin dalam Forum Ekonomi Timur di Vladivostok. "Kami memasok sebanyak yang dibutuhkan sesuai permintaan dari importir," katanya lagi.
Perusahaan raksasa gas Rusia, Gazprom, mengatakan pada Jumat lalu bahwa pipa Nord Stream yang akan dibuka kembali pada akhir pekan setelah tiga hari pemeliharaan akan tetap ditutup untuk perbaikan.
Kremlin mengatakan sanksi terhadap Rusia telah memblokir kembalinya turbin Siemens yang telah menjalani perbaikan di Kanada.
"Berikan sebagai turbin, kami akan menyalakan Nord Stream besok," kata Putin.
"Kami siap melakukan ini besok, hanya perlu menekan tombol. Tapi bukan kami yang memberikan sanksi," ujar Putin, seperti dikutip AFP, Kamis (8/9/2022).
Berbicara tentang kemungkinan pembatasan harga gas alam Rusia, Putin mengatakan itu adalah "kebodohan lain" dan "solusi non-pasar lain tanpa prospek".
"Jika negara-negara Eropa ingin melepaskan keunggulan kompetitif mereka, itu terserah mereka," kata Putin, seraya menambahkan bahwa Rusia siap bekerja sama dengan negara mana pun.
Menyusul pengenaan sanksi ekonomi atas serangan Kremlin ke Ukraina, Rusia telah mengurangi atau menghentikan pasokan ke berbagai negara Eropa, menyebabkan harga energi melonjak.
Uni Eropa lantas menuduh Moskow menggunakan energi sebagai pemerasan.
Editor : Iman Nurhayanto