"Saya belinya sekitar bulan Mei, dan baru diberi tahu dealernya kalau mobilnya sudah ada pada akhir bulan Juni kemarin. Makanya saya datang ke dealer untuk membayar mobil tersebut secara tunai," ungkap Kerto dengan santai.
Pria lansia yang akrab disapa Mbah Kerto ini, diketahui sehari-hari berprofesi sebagai petani kentang dan sayuran di lereng Gunung Semeru. Dia sukses menjadi miliarder dari usaha tani, dengan mengelola lahan seluas 30 hektare.
Meski usianya diakuinya sudah lebih dari satu abad, namun Mbah Kerto masih begitu lihai mengemudikan mobil-mobil mewahnya, serta truk yang biasa untuk mengangut hasil panen.
Miliarder juga biasa datang ke ladangnya, dengan mengemudikan sendiri mobil mewah tersebut. Saat ini Mbah Kerto mengoleksi sejumlah mobil pribadi.
Di antaranya truk, mobil dobel kabin, dan sebuah Pajero Sport keluaran terbaru. Setiap kali panen, dia mengaku bisa mendapatkan uang hingga Rp1,3 miliar.
Meskipun telah mengoleksi sejumlah mobil mewah, dan menjadi miliarder melalui usaha taninya. Namun Mbah Kerto tetap saja berpenampilan sederhana, layaknya masyarakat Suku Tengger, yang selalu mengenakan sarung.
Selama ini Mbah Kerto membeli mobil-mobil tersebut untuk menunjang aktivitasnya sehari-hari di kebunnya, dan mengangkut hasil panenan berupa kentang dan sayur kol.
Mengingat, lokasi desanya berada di lereng kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS), yang kondisi jalurnya sulit dijangkau mobil biasa.
Editor : Sazili MustofaEditor Jakarta