LEBAK, iNewsJatenginfo.id - Bertahun-tahun memakan janji manis Pemkab Lebak, calon bupati, hingga calon legislatif yang berkampanye, Warga Desa Barunai, Kecamatan Cihara, Kabupaten Lebak, Banten hanya diberi janji akan dibangunkan jalan sepanjang 2 km.
Justru kondisi miris dialami warga yang nyaris terisolasi karena satu-satunya akses jalan kondisinya rusak parah dan tak pernah tersentuh pembangunan.
Kondisi jalan yang rusak, membuat mereka kesulitan untuk mengantarkan warga desa yang sakit. Bahkan, sempat ada warga desa yang harus ditandu pakai sarung, untuk menuju ke rumah sakit.
Selain itu, anak-anak Desa Barunai juga kesulitan untuk berangkat dan pulang sekolah. Mereka harus berjibaku menyusuri jalan terjal berlumpur, yang konturnya berupa turunan dan tanjakan.
Warga Desa Barunai tak ingin lagi mendapatkan harapan palsu, dan janji-janji yang tak pernah direalisasikan.
Mereka akhirnya secara swadaya membangun jalan sepanjang 2 km tersebut. Hasil penjualan sayuran dari sawah mereka, disisihkan untuk biaya membangun jalan.
Kepala Desa Barunai, Hasan mengatakan, bertahun-tahun warga desanya harus menghadapi kesulitan karena kondisi jalan yang rusak parah.
"Kawasan di sini berupa perbukitan, sehingga semakin menyulitkan warga untuk mengakses jalan. Kalau ada warga yang sakit, harus ditandu untuk menuju rumah sakit," ungkapnya.
Diawali keinginan bersama, warga Desa Barunai akhirnya sepakat menabung Rp10 ribu per bulan. Uang yang terkumpul, dibelikan bahan-bahan untuk memperbaiki jalan. Semen yang mereka beli secara patungan, dibawa ke atas bukit untuk pengerasan jalan.
Sedangkan untuk kebutuhan pasir dan batu, warga desa mengambil dari sekitar sungai yang tengah surut. "Kita bangun jalan ini secara swadaya. Sudah bertahun-tahun kita hanya menanti janji-janji yang tidak juga terealisasi," tegas Hasan.
Pembangunan jalan ini dimulai tahun 2018, dan hingga saat ini warga desa sudah membangun pengerasan jalan sepanjang 2 km.
Warga berharap dapat dengan segera merampungkan pengerasan seluruh ruas jalan di desa, dengan biaya yang mereka kumpulkan sendiri.
Editor : Iman Nurhayanto