SEMARANG, iNewsJatenginfo.id – Laboratorium sekolah berbasis alam di Kota Semarang, Jawa Tengah ini memiliki keunikan tersendiri.
Selain lokasinya berada di atas perbukitan, bangunan kelas berbentuk rumah honai. Rumah Honai adalah rumah adat khas Papua.
Keunikan Honai yakni dapat menyesuaikan dengan kondisi alam. Dalam sejarahnya, rumah Honai ini diciptakan oleh suku Dani.
Laboratorium sekolah berbasis alam yang berada di kawasan di kawasan Durenan, Kelurahan Mangunharjo, Kecamatan Tembalang, Kota Semarang.
Pada hari Rabu (15/6) Laboratorium Sekolah Berbasis Alam Kebon Dalem telah dilakukan soft launching oleh Wakil Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu dengan ditandai menanam pohon dan pemotongan.
Saat ini laboratorium alam Kebon Dalem di bawah naungan Yayasan Penyelenggara Ilahi Indonesia (YPII) sedang dalam proses penyelesaian pembangunan infrastruktur dan penambahan peserta didik baru.
Laboratorium alam Kebon Dalem menempati lahan seluas 5,245 m2. Lahan yang tadinya berupa ladang dan kebun telah disulap menjadi sarana belajar dan bereksplorasi bagi para siswa.
Fasilitas seperti ruang kelas terbuka, taman pintar, sawah mini, green house serta laboratorium penelitian alam telah tersedia.
“Laboratorium ini akan menjadi tempat praktik bagi siswa siswi mulai dari tingkat PAUD hingga SMA,” kata penanggung jawab YPII kantor cabang Semarang, Suster Teresa Nani Agustina.
Dia mengatakan, tahap selanjutnya akan dilakukan pengembangan fasilitas sarana pendidikan seperti perpustakaan dan beberapa ruang kelas serta hutan mini, hingga pengembangan kurikulum untuk menarik minat calon murid yang telah berjalan dengan berbagai pelatihan guru untuk dapat memaksimalkan pengajaran berbasis alam dan lingkungan.
Tempat ini menawarkan suasana belajar di alam terbuka. Para siswa memanfaatkan segala potensi yang disediakan oleh alam. Mereka menghirup udara segar sambil menikmati keindahan alam sekitar.
“Konsep belajar yang didapat langsung dari alam membuat anak tidak cepat bosan dan lebih kreatif. Makna kehidupan diajarkan melalui pengenalan lingkungan dan klasifikasi fauna seperti berbagai jenis burung dan bermacam ikan air tawar dan flora seperti berbagai jenis pohon kayu keras dan hias, umbi-umbian dan padi serta berbagai tanaman langka,” ujarnya.
Laboratorium alam ini menggunakan konsep kurikulum merdeka, di mana siswa digembleng belajar di tempat terbuka dengan bisa memanfaatkan segala potensi yang disediakan oleh alam.
“Konsep belajar yang didapat langsung dari alam dipercaya membuat anak tidak cepat bosan dan lebih kreatif,” kata Suster Teresa.
Editor : Iman Nurhayanto