Perjalanan mewah juga diminati segmen kelas atas/affluent karena menawarkan perpaduan aktivitas yang menenangkan dan eksklusif, dengan kata kunci yang paling banyak dicari adalah hotel mewah (54 persen), restoran fine dining (16 persen), dan resor & vila mewah (10 persen).
Riko berharap berharap studi ini memberikan wawasan yang berharga bagi para pelaku usaha di ekosistem industri pariwisata.
"Seiring jumlah kasus Covid-19 yang terus mengalami penurunan dan keputusan pemerintah untuk mulai membuka perbatasan serta merelaksasi pembatasan perjalanan, kami berbagi optimisme dengan masyarakat Indonesia, pemulihan industri pariwisata semakin terlihat menjanjikan,” kata Riko.
Executive Vice President Transaction Banking Business Development PT Bank Central Asia Tbk I Ketut Alam Wangsawijaya mengatakan, euforia masyarakat yang akan berwisata saat ini meningkat.
Bahkan, peningkatannya ini sampai di luar kesanggupan airlines, transportasi, hingga tempat wisata yang resources-nya sudah ke mana-mana selama 2,5 tahun ini.
"Maka itu dibutuhkan kerja sama dengan semua pihak untuk memberikan infrastruktur agar masyarakat bisa memeroleh pelayanan yang diinginkan. Kami memberikan layanan transaksi tanpa kontak bisa memudahkan masyarakat ketika melakukan pembayaran," ujar I Ketut Alam Wangsawijaya.
Pada kesempatan yang sama, Chief Marketing Officer Starbucks Indonesia, Liryawati mengatakan hingga saat ini sudah ada 487 gerai Starbucks yang menerapkan transaksi yang bersifat contactless.
"Sejak recovery sudah terlihat, kami mulai menyiapkan wacana seperti ini. Oleh karena itu, sejak awal tahun kami sudah menerapkan konsep contactless," katanya.
Editor : Iman Nurhayanto
Artikel Terkait