JAKARTA, iNewsJatenginfo.id - Menteri Perdagangan (Mendag) Muhammad Lutfi menjelaskan akar masalah harga minyak goreng tak kunjung turun. Menurutnya, yang membuat komoditas ini masih mahal yaitu harga patokan dunia.
"Jadi kan ekonomi Indonesia ini masih dalam bagian dari pada rantai pasok dunia, jadi ketika harga komoditas terutama untuk minyak nabati ini naik, maka akan mengganggu harga minyak goreng di dalam negeri," ujar Lutfi dalam wawancara eksklusif di MNC News Room dikutip, Sabtu (11/6).
Lutfi menambahkan, persoalan in ditambah dengan adanya perang Rusia-Ukraina, di mana kedua negara ini merupakan pengasil dari seperempat minyak bunga matahari.
Ketika dua negara ini berperang, maka negara lain kekurangan pasokan minyak bunga matahari, dan secara otomatis mendongkrak harga minyak nabati.
"Jika kita lihat pada 11 Maret 2020 itu harga minyak hanya Rp7.000 per kilogram (kg)-nya. Sekarang ini sudah naik sampai Rp21.000 pada Maret lalu. Jadi ini menyebabkan kenaikan luar biasa hingga 250 persen dan ini yang menyebabkan harga dunia tinggi, karena harga dunia tinggi maka harga di Indonesia juga tinggi," kata dia.
Lutfi menyampaikan, saat ini pemerintah fokus untuk memastikan minyak goreng curah tersedia dan terjangkau harganya untuk masyarakat.
Dia menyebut, setidaknya dari 10.000 titik yang ditetapkan pemerintah, ada 30.000 pengecer minyak goreng curah yang menjual komoditas tersebut seharga Rp14.000 per liter atau Rp15.500 per kg.
Editor : Iman Nurhayanto
Artikel Terkait