Ia mendengar cerita Ibu Megawati mengenai benang merah pemikiran geopolitik Bung Karno yang dimulai sejak usia muda 16 tahun, tetapi telah memikirkan bagaimana Indonesia merdeka.
"Dari situlah Soekarno menggagas suatu pemikiran yang sangan genuine, sekaligus mengoreksi mengapa Eropa Barat cenderung melakukan ekspansi, melakukan penjajahan. Dan dari benang merah yang disampaikan Ibu Mega tersebut, saya tertarik atas gagasan geopolitik dan melihat bagaimana kepimpinan Indonesia bagi dunia itu luar biasa," katanya.
Hasto menceritakan jejak perjuangan Bung Karno juga terlihat di negara-negara Asia-Afrika, khususnya bangsa-bangsa Islam. Bung Karno turut berkontribusi memerdekakan sejumlah negara, seperti Maroko, Tunisia, Aljazair, dan Pakistan.
"Itu semua mendapatkan kemerdekaannya karena campur tangan dari Indonesia," tambahnya.
Menurutnya, kepemimpinan Bung Karno itulah yang menjadi subjek penelitian untuk diangkat. Ia juga merasakan di Unhan, dirinya mendapatkan bekal ilmu yang luar biasa.
Di Unhan, Hasto melihat adanya pengembangan keilmuan, seperti fakultas-fakultas S1, yakni Kedokteran Militer, Farmasi Militer, MIPA Militer, dan Teknik Militer.
"Sangat diperlukan agar kita betul-betul dapat memastikan kedaulatan negara Indonesia," katanya.
Editor : Iman Nurhayanto
Artikel Terkait