Gerakan Tunas Bangkit Kedelai, Klaten Ditunjuk sebagi Pionir

Saeful Effendi
Gerakan Tanam Kedelai di Desa Burikan, Kecamatan Cawas, Kabupaten Klaten, Sabtu (21/5). Foto : iNews/saeful Effendi

KLATEN, iNewsJatenginfo.id – Dalam rangka pencanangan Tunas Bangkit Kedelai sebagai langkah peningkatan produktivitas kedelai nasional, Kementerian Pertanian menggelar Gerakan Tanam Kedelai di Desa Burikan, Kecamatan Cawas, Kabupaten Klaten, Sabtu (21/5). 

Direktur Aneka Kacang dan Umbi Kementan, Yuris Tiyanto mengatakan, gerakan tanam kedelai menggunakan lahan seluas 200 hektar di Desa Burikan dan bekerja sama dengan Fakultas Pertanian UGM sebagai pembina petani. 

Pihaknya juga menggandeng swasta untuk menjamin keterserapan serta kesusaian harga hasil panen kedelai petani lokal.

“Dan kontrak kerjanya itu bukan di belakang untuk pembelian hasil, namun di depan jadi petani aman untuk menanam kedelai sehingga akan berkelanjutan dalam menanam kedelai,” kata Yuris Tiyanto. 

Menurutnya, pemerintah menargetkan swasembada kedelai di tahun 2026 dengan areal tanam mencapai 900 ribu hektare. Target dapat dicapai dengan dukungan petani yang turut serta menanam kedelai dari tahun ke tahun.  

Sementara Klaten ditunjuk sebagai daerah pionir gerakan Tunas Bangkit Kedelai karena dinilai sebagai daerah potensial penghasil kedelai.

“Kami mencanangkan Tunas Bangkit Kedelai pertama kali di Indonesia, membangkitkan kedelai melalui Klaten. Tunas-tunas bangkit kedelai ini akan mewakili kami untuk mengembangkan kedelai keseluruhan bangsa Indonesia,” katanya. 

Diharapkan kedelai ini akan bangkit terus, sehingga mengurangi impor kedelai yang telah berlangsung 25 tahun,” katanya. 

Yuris menambahkan, saat ini kebutuhan kedelai dalam negeri baru bisa dipenuhi sebanyak 30 persen. Melalui gerakan ini, diharapkan persentasenya meningkat dan mengurangi ketergantungan impor. 

Kendati demikian, kebangkitan kedelai nasional ini butuh dukungan seluru stakeholder ketahanan pangan, mulai dari pemerintah pusat, provinsi, hingga semua pemerintah daerah.

Bupati Klaten Sri Mulyani menyatakan, pihaknya siap menyukseskan dan turut serta memantau perkembangan pilot project tersebut. Menurutnya, gerakan tanam kedelai selaras dengan program IP 400 yang dicanangkan sebelumnya oleh Kementan.

“Tidak ada benturan dengan IP 400. Kan IP 400 polanya tidak harus dengan padi namun tentunya bisa dengan padi, nanti bisa pakai kedelai, kacang tanah, kacang hijau. Selama empat kali tanam dalam setahun, tidak harus selalu padi, bisa berdampingan dengan tanaman pangan lainnya yang sesuai dengan potensi di daerah tersebut,” kata Bupati.

Editor : Iman Nurhayanto

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network