Penjelasan Pakar Urologi Terhadap Warna Urine Pekat

Muhammad Fadli Ramadan
Warna urine yang gelap kerap dikaitkan dengan gejala batu ginjal. Foto Ilustrasi/Hopkinsmedicine

JAKARTA, iNewsJatenginfo.id - Warna urine yang gelap kerap dikaitkan dengan gejala batu ginjal. Banyak yang berspekulasi apabila urine menjadi lebih pekat dan gelap menandakan orang tersebut terkena batu ginjal. Lantas, bagaimana penjelasan dokter mengenai hal itu?

Spesialis Urologi Siloam ASRI Prof Dr. dr. Nur Rasyid, SpU-K mengatakan, perubahan dan kepekatan warna urine bisa disebabkan banyak hal. Menurutnya, itu bisa menjadi pertanda batu ginjal, tapi bisa juga tidak berpengaruh apa-apa alias ginjal orang tersebut baik-baik saja.

Dijelaskan dr. Nur Rasyid, perubahan warna urine bisa disebabkan oleh makanan yang dikonsumsi orang tersebut. Mengingat beberapa jenis makanan bisa berpengaruh pada warna urine yang dihasilkan.

Kepekatan warna urine juga bisa disebabkan orang tersebut tidak mengonsumsi air mineral yang cukup. Sehingga tidak banyak cairan yang dikeluarkan melalui urine yang menyebabkan warnanya menjadi pekat.

“Apakah warna urine meningkatkan risiko batu ginjal? Bisa iya bisa tidak. Jadi kalau karena zat pewarna yang kita makan, tetapi minumnya cukup ya nggak (berisiko),” kata dr. Nur Rasyid dalam Media Briefing bersama Siloam Hospitals di Jakarta Pusat, Rabu (5/6/2024).

Dokter Nur Rasyid memberikan contoh apabila memakan buah naga merah atau vitamin C, maka warna urine bisa menjadi lebih pekat. Oleh sebab itu, dibutuhkan konsumsi air mineral yang cukup sesuai dengan aktivitas yang dilakukan.

“Contohnya kamu makan buah naga merah, kamu makan, langsung urinenya merah. Tapi kalau minumnya cukup ya nggak masalah. Demikian vitamin C warnanya kuning, itu (urine) jadi warna kuning, asal minumnya cukup ya nggak masalah,” ujarnya.

Saat ini, dr. Nur Rasyid mengatakan, seseorang harus mengonsumsi minimal 2,5 liter air mineral dalam satu hari. Ini menjadi salah satu cara terbaik untuk mencegah terjadinya batu ginjal. Tapi, untuk orang yang berolahraga harus mengonsumsi lebih banyak karena cairan juga keluar melalui keringat.

“Jadi warna urine itu bisa meningkatkan risiko batu ginjal kalau warna urine berubah karena kita kurang minum. Tapi kalau karena kita makan atau minum sesuatu yang menyebabkan perubahan warna urine, tidak,” tuturnya.

Siloam Hospital ASRI saat ini menerapkan metode baru, yakni Retrograde Intrarenal Surgery (RIRS) untuk menangani pasien batu ginjal tanpa perlu operasi. Biaya yang dibutuhkan dalam satu kali penanganan adalah Rp80 juta-Rp100 juta, tergantung kelas yang dipilih pasien.

Editor : Iman Nurhayanto

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network