SEMARANG, iNewsJatenginfo.id - Seorang siswa kelas 8 MTs Negeri di Kabupaten Semarang menjadi korban bullying hingga dianiaya oleh kakak kelas.
Korban disetrika di bagian dada hingga mengalami luka bakar serius. Aksi bullying itu terjadi diduga saling ejek dengan memanggil nama orang tua.
Menurut Wakil Kepala MTs Negeri Semarang, Amin Mustofa, kejadain itu bermula saat korban D (14) dan pelaku melaksanakan shalat magrib di sekolah. “Korban kemudian mencoba bersalaman dengan pelaku, namun tidak direspons,” katanya.
Salah paham tersebut berlanjut hingga keduanya masuk dalam kamar asrama. Saat keduanya dan siswa lainnya tengah bersiap untuk pelajaran mengaji, pelaku berinisial F asal Bali menempelkan setrika panas ke tubuh korban sebanyak 3 kali.
“Pelaku ini sempat mengancam korban dan teman lainnya yang melihat langsung kejadian tersebut jika mengadu kepada guru,” ujarnya.
Akibat kejadian itu, korban langsung dibawa ke rumah sakit terdekat untuk mendapat perawatan medis. “Korban luka bakar di dada karena ditempeli setrika,” ujarnya.
Kasus tersebut juga berbuntut panjang lantaran orang tua korban melaporkan ke polisi. Saat ini, kasusnya sudah ditangani penyidik Polresta Semarang.
Sementara, Kasat Reskrim AKP M. Aditya Perdana dalam keterangannya mengatakan, saat ini unit PPA (Perlindungan Perempuan dan Anak) sudah melakukan penyelidikan terhadap kasus tersebut.
"Sedang kami dalami dan mengumpulkan alat bukti serta saksi-saksi atas kejadian tersebut, dan penyidik unit PPA sedang mendalaminya," ungkap Aditya.
Aditya menerangkan, kejadian terjadi pada hari Senin, 13 Mei 2024, saat korban D (14 tahun), bersama terduga pelaku F (15 tahun), yang juga kakak kelas korban dan merupakan warga Provinsi Bali, melaksanakan shalat sunah sebelum shalat isya di masjid asrama.
Setelah shalat sunah, terduga pelaku ingin bersalaman dengan korban. Namun, karena korban sedang berdoa, korban tidak menanggapi keinginan terduga pelaku untuk salaman. "Hal ini yang dimungkinkan memicu kemarahan terduga pelaku terhadap korban," ujarnya.
Tak sampai di situ, Aditya menjelaskan bahwa sesaat setelah kejadian tersebut, terduga pelaku meninggalkan korban. Ketika korban kembali ke asrama, beberapa waktu kemudian, terduga pelaku menghampiri korban.
"Saat korban hendak istirahat dengan bertelanjang dada, terduga pelaku mendatangi dan melakukan penganiayaan dengan menempelkan setrika ke dada korban," ujarnya.
Editor : Iman Nurhayanto
Artikel Terkait