Dengan pendekatan pembelajaran semacam ini pula, pengalaman yang dialami oleh setiap siswa akan menjadi bekal yang mampu siswa gunakan dalam menjalani kehidupan sehari hari. Selain individu, keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran juga bisa dilakukan pada basis kelompok, hal ini juga akan semakin meningkatkan keterampilan setiap siswa dalam membangun Kerjasama dan kolaborasi yang baik. Jika keterampilan ini mampu terus diasah, kecakapan dalam berinteraksi dan bersosialisasi di konteks kehidupan nyata tentu bakal sangat berguna. Potensi semacam kegagapan implementasi pemahaman dan keterampilan terlibat aktif dalam kehidupan sosial di luar lingkungan Pendidikan tentu akan semakin dihilangkan melalui pengalaman – pengalaman yang siswa dapati di sekolah ini. Kontekstualisasi Pendidikan akan semakin luas dan komprehensif.
Di tengah penerapannya, dinamika, masukan, serta kritik tentu menjadi hal yang sewajarnya harus dilakukan, walaupun belum mampu benar – benar optimal menghasilkan tujuannya. Munculnya masalah seperti kesulitan pemerataan penerapannya, apalagi juga dengan realiatas bahwa berbagai sarana dan prasarana yang belum mendukung kebijakan ini di berbagai daerah, isu kurikulum Merdeka yang akan berubah menjadi kurikulum nasional sampai kekhawatiran akan penerapannya yang semakin membebankan tugas guru dan tenaga pendikan. Paling tidak melalui kurikulum Merdeka, skema besar Merdeka belajar yang berorientasi pada perbaikan Pendidikan terus mampu dilakukan akan menjadi angin segar yang berhembus. Kita tentu juga berharap semoga ke depan, generasi penerus bangsa dan negara ini akan semakin bertransformasi menjadi generasi emas yang memajukan bangsa dan negara kita Indonesia.
Semoga !!! Aaaminnn
Oleh : Muhamad Ikhwan Abdul Asyir, Manajer Program Al Wasath Institute
Editor : Iman Nurhayanto
Artikel Terkait