JAKARTA, iNewsJatenginfo.id - Penyelenggaraan Forum Kapasitas Nasional III Tahun 2023 di Jakarta akan menjadi puncak kolaborasi para pemangku kepentingan industri hulu migas dalam mendorong pertumbuhan ekonomi nasional. Mengangkat tema 'Pengembangan Integrasi Kapabilitas Dalam Negeri dalam rangka Peningkatan Kapasitas Nasional,' forum ini bukan hanya sekadar etalase prestasi industri hulu migas, tetapi juga menjadi wadah bagi kerjasama strategis, pertukaran gagasan, pengetahuan baru dan peluang bisnis di antara para stakeholder.
“Terbuka juga ruang untuk mendiskusikan solusi bagi isu-isu krusial seperti lingkungan, teknologi baru, dan kebijakan perundang-undangan yang berpengaruh pada industri hulu migas,” kata Wakil Kepala SKK Migas, Nanang Abdul Manaf, di Jakarta, Rabu (22/11).
Menurutnya, SKK Migas berkomitmen memperkuat peran pelaku usaha dalam negeri di ekosistem industri hulu migas yang sudah ada selama lebih dari satu abad. Salah satu langkahnya adalah dengan mengurangi ketergantungan pada sumber daya luar.
"Diperlukan keberpihakan dengan memberikan peluang sebesar-besarnya kepada pelaku usaha dalam negeri. Namun, keberpihakan ini jangan diartikan sebagai previllege. Pelaku industri dalam negeri tetap dituntut memiliki kemauan untuk terus belajar dalam memenuhi standar-standar pengelolaan industri migas," jelasnya.
Vice President SKK Migas dan Ketua Panitia Forum Kapasitas Nasional, Erwin Suryadi, menjelaskan, sejak pertama kali digelar pada tahun 2021, Forum Kapasitas Nasional (Kapnas) dirancang untuk memperkuat kapabilitas industri dalam negeri, produsen, UMKM, dan industri kreatif yang mendukung industri hulu migas. Penguatan kapasitas ini dianggap krusial dalam mencapai target produksi minyak sebanyak 1 juta barel serta gas bumi sebanyak 12 miliar standar kaki kubik per hari pada tahun 2030. Forum ini juga bertujuan untuk menciptakan dampak positif industri hulu migas terhadap sektor-sektor lainnya.
Erwin menambahkan, kehadiran 34 booth perusahaan Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS), 30 booth UMKM unggulan dan industri kreatif, serta 60 booth perusahaan penyedia barang/jasa, dan 12 asosiasi industri/asosiasi usaha (termasuk Himbara) memperkuat posisi Forum Kapasitas Nasional III 2023 sebagai pameran rantai suplai migas terbesar di Indonesia.
“Forum ini sejalan dengan program hilirisasi yang didorong pemerintah, yang bertujuan untuk menghasilkan produk-produk unggulan Indonesia dengan daya saing tinggi,” terangnya.
Dia menyebut, dalam rangkaian kegiatan Forum Kapnas III 2023 di 5 wilayah SKK Migas, industri hulu migas aktif mendukung pengembangan SDM lokal melalui kolaborasi dalam pendidikan vokasi.
“Contohnya, di Provinsi Riau, Universitas Islam Riau terlibat dalam kerja sama penelitian dengan perusahaan KKKS seperti PT Pertamina Hulu Rokan, PT SPR Langgak, PT Riau Petroleum, dan lainnya. Penelitian tersebut melibatkan mahasiswa lokal dalam studi GGR (Geology, Geophysic and Reservoir) di berbagai wilayah kerja serta studi screening EOR," ungkapnya.
Di Papua, lanjut Erwin, keberhasilan pemberdayaan masyarakat lokal ditunjukkan oleh PT Intraco Dharma Ekatama, di mana perusahaan itu bisa menyerap 15-20 persen tenaga lokal terampil. Langkah-langkah semacam ini perlu terus ditingkatkan untuk mengurangi ketergantungan pada pekerja luar di lokasi kegiatan hulu migas.
"Forum Kapasitas Nasional sekali lagi akan menegaskan bahwa peran migas dalam perekonomian tidak hanya sebagai pemasok energi, tetapi juga sebagai penggerak utama ekonomi, khususnya bagi lingkungan sekitar dan sektor usaha lainnya," tambahnya.
Kepala Divisi Program dan Komunikasi SKK Migas, Hudi D. Suryodipuro mengatakan, gelaran forum kapasitas nasional merupakan salah satu upaya yang dilakukan SKK Migas dan KKKS dalam mendukung program 1 Juta barel Minyak dan 12 Miliar Kaki Kubik gas yang merupakan target pemerintah pada tahun 2030.
Menurut Hudi, Industri hulu migas telah banyak berperan dalam pengembangan kapasitas nasional terutama UMKM dan industri kreatif di wilayah kerja migas dengan produk-produk lokal yang bisa diandalkan.
“Munculnya usaha kecil dan menengah di wilayah migas, merupakan multiplier effect bagi industri migas dan kita akan terus kawal agar tumbuh dan mecintaptakan efek berganda, ” katanya.
Editor : Iman Nurhayanto
Artikel Terkait