Kepala Divisi Program dan Komunikasi SKK Migas, Hudi Dananjayo Suryodipuro, dalam paparannya tentang “Strategi Komunikasi Industri Hulu Migas,” menjelaskan bahwa kesediaan energi terkait erat dengan dinamika dan tantangan ekonomi, geopolitik, dan transisi energi global. Industri migas berhasil memberikan kontribusi sekitar Rp 700 triliun pada tahun 2022, dengan multiplier effect yang dirasakan di sektor-sektor lain seperti kesehatan, asuransi, dan vendor lokal.
“Pada tahun 2022 lalu, industri migas juga berhasil memberikan kontribusi kepada negara sekitar Rp 700 triliun. Multiplier effect juga dikontribusikan di industri migas. Contohnya Husky – CNOOC Madura Limited yang sukses mengadakan program apprentice dimana potensi lokal didik untuk kemudian bekerja di HCML. Industri migas juga memberikan kontribusi secara tidak langsung kepada industri lain seperti industri kesehatan, asuransi, vendor-vendor lokal, dan lainnya,” kata Hudi.
Hudi menyoroti potensi migas di Indonesia yang masih besar, dengan 108 cekungan belum dieksplorasi. Indonesia, sebagai net eksportir gas, memiliki investasi migas tinggi, melebihi rata-rata dunia. Meskipun demikian, Hudi menekankan persaingan dengan negara-negara lain yang memiliki portofolio migas yang kompetitif.
“Angka investasi migas di Indonesia juga sangat bagus, dimana tahun lalu mencapai 12%, jauh diatas angka investasi dunia yang hanya 6%. Tapi perlu diingat, bahwa kita bersaing dengan negara-negara di dunia yang juga memiliki portofolio migas yang bagus,” tutup Hudi.
Kegiatan ini menghadirkan dua narasumber, yaitu Tenaga Ahli Utama Bidang Energi, Kedeputian I Kantor Staf Presiden, Hageng Suryo Nugroho, SE. MEMD., dan Anggota Dewan Pers, Ketua Komisi Pengaduan Masyarakat & Penegakan Etika Dewan Pres, Arif Zulkifli.
Editor : Iman Nurhayanto
Artikel Terkait