Mengenal Lebih Dekat Buya Hamka: Sosok Ulama, Pahlawan, Filsuf, dan Sastrawan

Kiswondari
Pahlawan Kemerdekaan Buya Hamka. (foto: Muhammadiyah.or.id)

Perjalanan Karier Buya Hamka

Hamka merantau ke Jawa pada umur 16 tahun. Hamka pulang ke Padang Panjang setahun setelahnya untuk membesarkan Muhammadiyah di Padang Panjang. Pengalaman ditolak sebagai guru di sekolah milik Muhammadiyah karena tak memiliki ijazah dan kemampuan berbahasa Arabnya yang terbatas mendorong Hamka muda pergi ke Makkah.

Di Makkah, Hamka makin fasih berbahasa Arab dan sari situ ia mendalami sejarah Islam dan sastra secara otodidak. Setelah beberapa tahun, ia kembali ke Tanah Air, Hamka bekerja sebagai wartawan sambil menjadi guru agama di Deli.

Setelah menikah, ia kembali ke Medan dan memimpin Pedoman Masyarakat. Lewat karyanya yang populer seperti Di Bawah Lindungan Ka’bah dan Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck, nama Hamka melambung sebagai sastrawan.

Selama revolusi fisik Indonesia, Hamka bergerilya di Sumatra Barat bersama Barisan Pengawal Nagari dan Kota (BPNK) menggalang persatuan rakyat menentang kembalinya Belanda. Pada 1950, Hamka membawa keluarga kecilnya ke Jakarta. Aawalnya, ia bekerja di Departemen Agama, tapi mundur karena terjun di jalur politik.

Editor : Iman Nurhayanto

Halaman Selanjutnya
Halaman : 1 2 3 4 5 6

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network