Sebaliknya, Ishfah justru sangat berharap para kiai menjadi garda terdepan untuk menebarkan nilai-nilai kedamaian.
"Sangat rawan sekali jika Kiai atau Ibu Nyai terjun ke politik, sulit untuk lepas dari potensi pemanfaatan politik identitas keagamaan, termasuk bawa-bawa bendera ormas," katanya.
Menurut Ishfah, melalui keputusan NU yang kembali ke Khittah 1926, NU dengan tegas mengembalikan perjuangan organisasi seperti saat awal didirikan, yakni dakwah keagamaan dan sosial kemasyarakatan (jam'iyyah diniyyah ijtima'iyyah).
"Tegas sekali tujuan NU bukan untuk melanggengkan politik praktis. Apalagi menggunakan organisasi untuk tujuan politik tersebut," katanya.
Editor : Iman Nurhayanto
Artikel Terkait