Hujan belum reda saat melihat jam tangan menunjukkan waktu 00.05 WIB. Saya tunjukkan tempat transit yang dekat dan bisa menampung mereka berdua sebagai penggembira. Saya haturkan logistik yang diambil dari mobil sambil salaman pamit undur diri.
"Ngapunten mbah, kulo pamit rumiyin. Mugi Gusti Allah paring sehat, kuat lan slamet dumugi kondur nggriyo" (Mohon maaf mbah, saya pamit dulu. Semoga Allah memberi kesehatan, kekuatan dan keselamatan sampai pulang ke rumah).
"Mugi-mugi jawahe enggal terang, panjenengan saged istirahat wonten mriko" (Semoga hujan segera reda, anda berdua bisa istirahat di tempat transit), ucap saya.
Dalam perjalanan menuju penginapan di Kartasura, saya berdoa lirih dalam lubuk hati, semoga para penggembira muktamar diberi keselamatan, kesehatan, kegembiraan dalam bermuhammadiyah. Rasanya malu jika pagi nanti, kami bisa masuk stadion menyaksikan upacara pembukaan muktamar oleh Presiden Joko Widodo, sementara mbah Zen dan ratusan ribu penggembira lain hanya bisa menyaksikan dari layar di luar stadion.
Editor : Iman Nurhayanto
Artikel Terkait