Dengan berkembangnya agrowisata ini, diharapkan roda perekonomian masyarakan skawasan hutan juga semakin meningkat.
Sementara itu, Pujo, salah satu investor yang digandeng KHP Gundih mengungkapkan bahwa ia sebagai masyarakat dan juga sebagai pengelola salah satu obyek wisata alam di kawasan hutan gundih merasa terpanggil dengan adanya program konservasi pelestarian alam kawasan hutan gundih.
Dengan melakukan penanaman kembali dengan tanama buah, tanah tidak akan gundul dan akan tetap terus menghasilkan sepanjang tahun. “ saya sangat mendukung program KPH Gundih ini, karena jika ditanami tanaman pohon jati maka sekali panen hutan akan gundul kembali. Namun jika ditanami tanaman buah maka akan terus menghasilkan sepanjang tahun dan tanah akan tetap subur,”jelas Pujo.
Bupati Grobogan, Sri Sumarni yang ikut dalam program penanaman pohon keras jenis tanaman buah ini sangat mendukung dan mengapresiasi warga yang rela menjadi investor demi tercapainya hutan lestari. Dengana penanaman hutan dan melibatkan masyarakat, bupati juga meminta agar selalu dijaga, kekompakan aparat penegak hokum, KPH dan masyarakat hutan bisa selalu menjaga kekompakan.
“Saya harapkan dengan adanya program agrowisata ini, bisa meningkatkan perekonomian masyarakat dan kelestarian hutan juga terus terjaga, jangan sampai nanti setelah tanaman sudah mulai berbuah, banyak tangan-tangan jahil yang merusak dan mencurinya, untuk itu perlu kekompakan dari semua sektor,” jelas Bupati Grobogan Sri Sumarni.
"Untuk kawasan hutan di wilayah waduk kedung ombo ini. Sebanyak 30 hektar kawasan perlindungan setempat yang gundul ditanami dengan bibit tanaman buah. Untuk satu hektar ditanami sebanyak kurang lebih dua ratus bibit tanaman buah," pungkasnya.
Editor : Iman Nurhayanto
Artikel Terkait