Saat itu, dia melihat harganya hanya Rp150 ribu sudah termasuk ongkos kirim. Logikanya saat itu sebenarnya sudah jalan karena harga setbox di pasaran memang sekitar Rp150 ribu, selisihpun tidak begitu besar. Ia tertarik karena penjualnya memberikan bebas ongkos kirim.
"Saya pikir memang ada subsidi ongkir jadi langsung deal aja," sambungnya.
Saat itu ia tidak memperhatikan dari mana toko tersebut berada sehingga berani menggratiskan ongkos kirim. Lelaki inipun kemudian memasukkannya ke dalam keranjang dan beberapa saat kemudian mentransfer uang untuk membayar setbox tersebut di rekening yang disebutkan.
Awalnya ia tidak curiga karena ketika dicek di aplikasi sudah ada pemberitahuan jika barang pesanannya tengah dikemas. Setelah itu ia tak menggubrisnya karena menganggap tidak ada penipuan atau apapun.
"Nah mulai curiga itu ketika barangnya kok lama sampainya. Lebih dari 4 hari, kayaknya seminggu itu," kata dia.
Setelah sepekan lamanya menunggu akhirnya kirimannya pun tiba. Saat menerima barang dari kurir, ia merasa curiga karena ketika dia pencet kemasannya ternyata empuk. ia sempat protes dengan kurir yang mengirimnya karena di dalam aplikasi sudah terlanjur dipencet warna hijau sebagai tanda barang sudah diterima.
Sang kurir pun meminta kalau nanti barangnya mengecewakan maka bisa dikembalikan maksimal 3 hari setelah diterima. Karena curiga, Aris lantas memanggil anak perempuannya untuk memvideo dirinya ketika membuka paket kiriman tersebut.
Dan benar saja, ternyata barang yang ada dalam kemasan tersebut bukan setbox seperti yang ia pesanan. Ia kaget tetapi ingin tertawa karena barang yang dikirim hanyalah dua bungkus garam halus masing-masing seberat 1 atau 2 ons.
"Itu kayake barang return atau pernah dikirim ke alamat lain tapi dikembalikan. Wong sudah ada tempelan alamat lain. Nampaknya setelah dikembalikan ke pengirim dari korban sebelumnya, barang tersebut dikemas dan dikirim ke dirinya,"kata dia.
Editor : Iman Nurhayanto
Artikel Terkait