Di sisi lain, Dudung juga mengungkapkan sisi keilmuan batik yang berbeda dari pengetahuan Barat.
Ia menguraikan, pengetahuan Barat cenderung materialistik. Sedang, pengetahuan dalam batik justru mengedepankan sisi spiritualitasnya.
“Ini karena batik berangkat dari cara pandang orang Timur yang lebih mengedepankan spiritualitasnya. Dari spiritualitas itulah kemudian materialistik pengetahuan batik dilahirkan dalam wujud produk yang memiliki nilai seni, estetika, dan tentu saja dijiwai oleh kesadaran spiritual,” jelasnya.
Ia berharap, dengan lahirnya ilmu batik, maka di kemudian hari akan muncul pula kesadaran bahwa batik bukan sekadar produk atau komoditas. Akan tetapi, batik juga menjadi salah satu cara untuk menata perilaku manusia.
Editor : Iman Nurhayanto
Artikel Terkait