KENDAL, iNewsJatenginfo.id - Minim sarana dan prasarana, warga di Dusun Tapak Timur, Desa Kedung Gading, Ringinarum, Kabupaten Kendal terpaksa menyeberangi sungai dalam menjalankan aktivitas setiap hari.
Warga memilih untuk melintasi Sungai Blukar karena jarak yang lebih dekat dengan pusat desa, sekolah dan juga lahan pertanian yang digarap warga setempat.
Nyawa pun menjadi taruhan, karena warga baik anak-anak maupun orang dewasa bisa terpeleset terbawa arus sungai yang deras. Meski demikian, ketika hujan deras dan sangat berbahaya, warga terpaksa memutar melewati desa lain, karena tidak ada jembatan penyeberangan. Padahal jalur ini vital bagi warga untuk perekonomian dan pendidikan anak-anak.
Jalan setapak ini sudah digunakan warga Dusun Tapak Timur, Desa Kedung Gading sejak puluhan tahun. Akses ini yang tercepat untuk ke pusat desa atau ke lahan pertanian warga serta sekolah.
Selain melintasi jalan setapak, warga dan anak-anak terpaksa melewati sungai yang berarus deras, harus ekstra hati-hati saat menyeberang melintas sungai, karena selain arus deras juga licin. Pengendara sepeda motor juga nekat melewati sungai, karena tidak ada jembatan penghubung.
Warga Dusun Tapak Timur sudah sejak lama dan hampir setiap hari melewati derasnya aliran Sungai Blukar untuk beraktivitas ke desa sebelah.
Derita mereka semakin bertambah saat hujan deras menerjang, debit air sungai tinggi dan arus semakin deras, sehingga tidak bisa menyeberang dan mencari jalan lain yang jaraknya mencapai 10 kilometer dan butuh waktu 30 menit dengan melewati 4 desa lainnya.
“Pembangunan jembatan sudah diusulkan sampai lima periode kepala desa. Pada 2019, usulan pembangunan jembatan sudah diterima pemerintah kabupaten masuk APBD Kabupaten Kendal, namun tidak dikerjakan karena ada kendala teknis,” kata Kepala Desa Kedung Gading, Budiyono, Kamis (29/9/2022).
Sementara, warga berharap jembatan penghubung antar desa tersebut segera di bangun sehingga mempermudah akses warga untuk beraktivitas.
Editor : Iman Nurhayanto
Artikel Terkait