Untuk kapal jenis arad dengan berat 13 gross ton memerlukan sedikitnya 600 liter solar selama melaut lima hari. Sehingga biaya perbekalan bbm naik Rp1,2 juta untuk setiap kali berangkat.
Sejumlah nelayan mengaku kecewa dengan keputusan pemerintah. Apalagi saat ini nelayan tengah mengalami masa paceklik.
Mereka khawatir jika nekat melaut maka akan merugi karena hasil tangkapan tidak sebanding dengan biaya perbekalan.
“Saat BBM belum naik, penghasilan nelayan sangat pas-pasan, hanya bisa membawa uang Rp400.000-Rp500.000 setelah melaut selama lima hari,” kata Kartono, nelayan.
Nelayan berharap pemerintah segera membatalkan kenaikan BBM solar subsidi demi kelangsungan hidup mereka.
Editor : Iman Nurhayanto
Artikel Terkait