Kantor HAM PBB (OHCHR) mengatakan bahwa di antara 48 warga Palestina yang tewas dalam konflik Gaza pekan lalu, setidaknya ada 22 warga sipil.
Mereka termasuk 17 anak. Menurut ONHCR, dari 360 warga Palestina yang dilaporkan terluka, hampir dua pertiganya adalah warga sipil, termasuk 151 anak-anak.
Kantor berita Wafa melaporkan 3 anak Gaza masih menggunakan sistem pendukung kehidupan di sebuah rumah sakit di Yerusalem timur yang dicaplok Israel.
"Dalam sejumlah insiden, anak-anak adalah mayoritas korban," kata kantor Bachelet.
"Meluncurkan serangan yang mungkin diperkirakan akan membunuh atau melukai warga sipil secara tidak sengaja, atau merusak objek sipil, dengan cara yang tidak proporsional dengan keuntungan militer yang nyata dan langsung diantisipasi, dilarang," katanya.
"Serangan seperti itu harus dihentikan."
Kantor Bachelet mengatakan bahwa, juga melanggar hukum humaniter internasional, kelompok bersenjata Palestina meluncurkan ratusan roket dan mortir dalam serangan membabi buta, menyebabkan korban sipil dan kerusakan objek sipil di Israel dan Gaza.
Israel bersikeras bahwa beberapa kematian warga sipil termasuk anak-anak dibunuh oleh roket Jihad Islam Palestina yang gagal meluncur atau salah tembak.
Bachelet menyerukan penyelidikan atas semua insiden di mana ada orang yang terbunuh atau terluka. "Kurangnya akuntabilitas hampir total tetap ada di wilayah Palestina yang diduduki," katanya.
“Baik untuk pelanggaran hukum humaniter internasional oleh semua pihak dalam permusuhan di Gaza, atau untuk pelanggaran berulang Israel terhadap hukum HAM internasional dan hukum pendudukan di Tepi Barat, termasuk Yerusalem Timur.”
Editor : Iman Nurhayanto